Profil


Tanggal Post: 10 Des 2021

Profil Alumni

Deris, Alumni Prodi Hubungan Internasional, President Univ:
Merintis Jalan Menjadi Pemimpin yang Berdampak

 

Di tengah era globalisasi yang membuka sekat-sekat antarnegara, peluang untuk berkarier secara global pun semakin terbuka. Inilah yang dimanfaatkan oleh satu alumni President University (PresUniv), yaitu Muhamad Rizki Nugraha Darma Nagara. Muhamad Rizki, yang akrab dipanggil Deris, ini adalah mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, angkatan 2015 dengan konsentrasi Diplomasi. Sejak masih menjadi mahasiswa, Deris aktif di berbagai forum nasional dan internasional. Setelah menjadi alumni pun ia tetap aktif mengikuti berbagai forum di luar negeri untuk mewakili Indonesia.

 

Jadi Wakil Indonesia di Forum ASEAN-Korea

Belum lama ini Deris menjadi perwakilan Indonesia di ASEAN-Korea Political Security Forum 2021 yang diselenggarakan secara hybrid oleh Asia Exchange Association (AEA) di Busan, Korea Selatan (Korsel). Dalam acara yang berlangsung selama seminggu itu (Selasa (9/11) hingga Senin (15/11)), Deris menjadi perwakilan dari ASEAN Senior Officials Meeting on Youth (SOMY). Forum internasional ini diikuti oleh mahasiswa tingkat Sarjana dan Pasca Sarjana dari seluruh negara di ASEAN yang memiliki minat dalam pengembangan hubungan ASEAN–Korea.

Deris bercerita bahwa mestinya dia hadir secara langsung di Busan, namun terhalang kebijakan dan karantina yang ketat dari pihak Korsel. “Saya akhirnya hanya bisa ikut secara online. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri, karena ini agenda diplomatik biasanya harus dilakukan secara tatap muka. Apalagi agenda kali ini adalah untuk menjalankan misi diplomasi perdamaian dan pertukaran pengalaman. Untungnya panitia mampu mengatur acara dengan baik,” ungkap Deris kepada Silvia Desi Betrice dari tim Public Relation, PresUniv. Forum internasional ini memiliki berbagai rangkaian kegiatan dengan kegiatan utamanya, yaitu ASEAN-Korea Youth Diplomatic Workshop, Model ASEAN-Korea Summit, Country Meetings and Committee Session, Keynote Speech, dan Chair's Report.

Deris menuturkan proses yang dilaluinya sampai akhirnya terpilih untuk mengikuti forum ini. “Banyak proses yang harus saya lalui,” ucapnya. Dimulai dari pengumpulan berkas, penulisan esai dan pengajuan resume, seleksi administrasi, wawancara, hingga akhirnya diskusi tahap akhir. Deris mengaku berberhasilannya lolos mengikuti forum ini juga karena sebelumnya ia sudah pernah mengikuti forum internasional yang lain. Ia bercerita, “Saya dulu pernah mewakili Indonesia di acara ASEAN-Korea Frontier Forum ke-9 tahun 2020 di Busan juga. Saat itu saya mewakili Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Kalau yang sekarang saya mewakili SOMY Indonesia,” katanya. Selain acara tersebut, Deris juga pernah menjadi perwakilan Indonesia pada ASEAN-Russia Youth Summit 2019 di Manila, Filipina.

Keberhasilannya berpartisipasi dalam forum internasional ini membuat Deris merasa senang dan bangga. Katanya, ia ingin bisa berkontribusi lebih dalam meningkatkan relasi antarmasyarakat di setiap negara. “Saya percaya sebagai orang muda kita bisa menjadi agen perubahan dan jembatan untuk meningkatkan hubungan secara global,” katanya.

Lalu untuk forum ASEAN–Korea, Deris mengutarakan alasan yang membuatnya ingin berpartisipasi, yakni karena ingin belajar menjadi pemimpin pada level internasional, termasuk membuat keputusan dan kebijakan luar negeri. Menurutnya dengan dengan mengikuti acara ini, ia akan bisa mewujudkan keinginannya tersebut. Sebab pada acara ini ia akan mewakili negaranya sendiri, serta mempersiapkan semua materi dan laporan negara untuk dipresentasikan. Ia berkata, “Forum ini bisa menjadi wadah untuk menjadi versi terbaik dari diri saya. Selain itu, saya juga bisa memperoleh pengalaman dan belajar bagaimana membuat kebijakan terbaik untuk memenuhi kepentingan nasional dengan tetap saling menguntungkan bagi negara-negara ASEAN.”

Pada forum ini Deris juga ingin menyampaikan pemikirannya mengenai masa depan ASEAN–Korea, khususnya Indonesia–Korea. Ia, yang juga mewakili anak muda Indonesia, berharap dapat menyampaikan ide-idenya untuk meningkatkan relasi anak-anak muda di ASEAN dengan fokus pada bidang sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Di samping itu, ia juga ingin memperluas jejaring internasionalnya dengan anak-anak muda ASEAN. Ia mengungkapkan, “Berpartisipasi dalam forum internasional berarti kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak teman dan memperluas jejaring. Selanjutnya, kita mungkin dapat menciptakan komunitas anak muda antarnegara di ASEAN.” Selain relasi antarorang muda, ia juga ingin meningkatkan hubungan diplomatik ASEAN–Korea melalui pengalamannya mengikuti ASEAN-Korea Frontier Forum pada 2020 lalu.

Forum ini Deris manfaatkan sebagai media untuk mengembangkan keterampilan dan bakat yang ia miliki, terlebih dalam bidang diplomasi. Untuk berdiplomasi, pengetahuan yang luas tentang negara atau institusi yang dituju sangatlah penting. Oleh karena itu ia sangat tertarik mengikuti forum ini. Selain karena ingin mempelajari budaya Korea, Deris mengaku, sangat suka dengan cara Korea menunjukkan merek dagang negaranya kepada dunia. Selain itu, ia juga suka dengan budaya Korea. Mulai dari musik, mode, film, seni, pendidikan, teknologi, dan sejarahnya. Ia menambahkan, “Selain dapat belajar budaya Korea, acara ini juga dapat menjadi wadah bagi kami untuk melakukan pertukaran budaya antarnegara. Jadi bisa perkenalkan budaya Indonesia juga ke negara lain.”

 

Kuliah S2 di Columbia University

Bagi Deris, pendidikan itu sangat penting. Setelah lulus di tahun 2019 yang lalu, Deris memutuskan untuk ikut kuliah lagi. Pada 2021 ini ia diterima mengikuti program Master (S2) yang ke-2. Kebanyakan orang setelah selesai kuliah S2 mungkin lebih memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan tingkat Doktoral (S3). Deris tidak. Ia memilih untuk mendapatkan gelar Master ke-2 di bidang yang berbeda. Pada Januari 2022 nanti, Deris akan mulai menempuh pendidikan Masternya di salah satu universitas top dunia, yaitu Columbia University, New York, AS. Ini merupakan universitas peringkat ke-19 terbaik di dunia berdasarkan QS World University Rankings 2021.

Di Columbia University Deris mengambil Program Studi Master of Public Administration (MPA) di School of International and Public Affairs (SIPA). SIPA Columbia bahkan mendapat peringkat pertama International Global Policy School oleh US News dalam peringkat Sekolah Pasca Sarjana Terbaik 2021. Konsentrasi yang diambil adalah Political and Economic Development dengan spesialisasi di organisasi internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia sangat ingin mengambil spesialisasi ini karena Columbia University memiliki hubungan yang erat dengan PBB. Soal spesialisasi dalam pembangunan ekonomi dan politik, kata Deris, “Ini sejalan dengan minat saya untuk mempromosikan inklusivitas dan pengembangan manusia.”

Deris menyampaikan bahwa keputusannya untuk fokus pada kebijakan publik adalah karena berdasarkan pengalamannya selama bergabung dengan Paguyuban Mojang Jajaka Ciamis (PAMOKA). Ia prihatin melihat kenyataan bahwa sebagian besar orang muda Indonesia memiliki masalah dengan akses pendidikan yang terbatas dan ketidaksetaraan terhadap peluang dan pemberdayaan. Padahal, mereka punya mimpi yang besar. “Hal itulah yang memperkuat tekad saya. Saya berharap dapat membawa perubahan inklusif bagi pembangunan Indonesia melalui advokasi dan kebijakan publik,” katanya.

 

Menjadi Pemimpin yang Berdampak

Ke depan, Deris ingin menginvestasikan kemampuannya untuk memperkaya kehidupan Indonesia, menjadi pemimpin global yang memberikan dampak, dan meningkatkan kualitas hidup dengan cara bergabung di United Nations Children's Fund (UNICEF), menjadi diplomat atau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ia percaya bahwa program MPA di SIPA Columbia dapat menjadi salah satu jalan baginya dalam membuat perubahan bagi dunia.

Tidak lupa Deris juga mengajak anak muda Indonesia untuk berperan aktif menjadi agen perubahan. Menurutnya, akan lebih baik juga bila anak-anak muda saat ini tidak hanya tahu dengan apa yang terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Sebab globalisasi saat ini mengakibatkan segala sesuatunya menjadi saling berhubungan.

Bagi mahasiswa yang juga ingin aktif mengikuti berbagai forum internasional, Deris mengungkapkan, ada banyak forum internasional yang tidak hanya digelar oleh pemerintah, tapi juga berbagai instansi, komunitas, dan non-governmental organization (NGO). Ia berpesan, “Rajin-rajin saja mencari informasi di internet. Bisa di website resmi dan instagram kedutaan, dan berbagai kementerian. Semua anak muda Indonesia berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Di sini yang paling penting adalah inisitatif untuk mencari informasi.” (Silvia Desi Betrice, tim PR. Foto: Muhamad Rizki Nugraha Darma Nagara.)