Profil


Tanggal Post: 16 Nov 2022

Jangan pernah lelah berinovasi. Itulah yang dilakukan Jhanghiz Syahrivar, Ph.D., ketika ditunjuk sebagai Asisten Profesor Pemasaran serta Koordinator Program Digital Marketing dan Contemporary Marketing di President University (Presuniv). Jhanghiz bukan hanya bicara, tetapi menerapkannya ketika ia harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang Doktoral (S3) bidang bidang Bisnis dan Manajemen, dengan spesialisasi Pemasaran, dari Corvinus University of Budapest, Hongaria.

Apa yang mendorong Jhanghiz melanjutkan kuliah S3 dan memilih Eropa, khususnya Hongaria? Jhanghiz memaparkan, “Saya kuliah S3 karena itu tuntutan sebagai seorang dosen agar ilmu dan pengetahuannya selalu relevan dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.” Soal pilihan ke Eropa? “Sambil kuliah, saya juga ingin menambah wawasan budaya,” ungkapnya.

Hongaria memang negeri kaya talenta dalam bidang budaya. Béla Viktor János Bartók (1881-1945) adalah komposer dan pianis terkemuka di dunia dari Hongaria. Namanya disejajarkan dengan komposer terbaik abad ke-20 seperti Stavinsky dan Schonberg. Ada Imre Kertesz , seorang novelis terkemuka, juga dari Hongaria. Masih ada tokoh terkemuka di dunia musik Hongaria, Zoltan Kodaly, seorang komposer, ahli etnomusikologi dan pendidik. Dan, masih banyak lagi tokoh lainnya.

Sebelum melanjutkan kuliahnya di Hongaria, Jhanghiz juga sempat pada tahun 2015, ikut program Campus Internationalization di University of North Carolina at Charlotte di Amerika Serikat (AS). Ini merupakan program non gelar yang disponsori oleh Kementerian Luar Negeri AS.

Lalu, selama tahun 2019, Jhanghiz juga melanjutkan kuliahnya dalam bidang ekonomi di SGH Warsaw School of Economics di Polandia. Ini juga progran non gelar yang disponsori oleh Pemerintah Polandia.

 

Kuliah, Membimbing dan Lulus Summa Cum Laude

Sambil kuliah S3, Jhanghiz juga terus mengajar mahasiswanya di Program Studi Manajemen, Presuniv. Ini tentu tidak mudah. Ia harus cermat membagi waktu. Paparnya, “Ada perbedaan waktu sekitar enam jam antara Hongaria dengan Indonesia. Ini rentang waktu yang lumayan lebar. Jadi, setiap dini hari waktu Hongaria, saya harus bangun untuk memberikan kuliah bagi mahasiswa Presuniv di Indonesia.”

\

Jhanghiz saat mengajar.

Sumber: Jhanghiz Syahrivar LinkedIn.

Jika perkuliahan di Indonesia diselenggarakan pada pagi hari, sekitar jam 07.30, berarti waktu di Hongaria jam 01.30. Atau, kalau jam 10.00 waktu Indonesia, itu artinya jam 04.00 di Hongaria. Selain terus mengajar secara daring, Jhanghiz juga masih harus membimbing mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan tesisnya. Semua itu harus dilakukan ketika Indonesia dan dunia tengah dilanda pandemi Covid-19.

Setelah melewati perjalanan yang berat, seraya terus mengajar dan membimbing mahasiswa, akhirnya Jhanghiz berhasil menyelesaikan kuliah S3 dan menuntaskan penulisan disertasinya pada Desember 2021. Untuk topik disertasi, Jhanghiz memilih pemasaran produk yang mengusung pentingnya moral, yang meliputi produk bertema religi atau spiritual dan green product. Topik disertasi Jhanghiz adalah Compensatory Mechanism in Religious Context.

Berkat disiplin dan komitmennya dalam menimba ilmu semasa kuliah, Jhanghiz berhasil lulus tepat waktu. Bahkan, Jhanghiz berhasil lulus dengan nilai sempurna atau Summa Cum Laude dengan Grade Point Average (GPA), atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK, sebesar 5,0 dari skala 1,0 sampai dengan 5,0.

 

10 Publikasi di Jurnal Terindeks Scopus

Selama menyelesaikan program S3-nya, Jhanghiz juga rajin meneliti dan melakukan publikasi. Total 10 karya ilmiah Jhanghiz yang dipublikasikan di beberapa jurnal yang terindeks Scopus. “Sebagai dosen, saya memang harus memperbanyak publikasi di jurnal internasional bereputasi,” katanya.

Jurnal-jurnalnya pun kebanyakan mengambil tema terkait perilaku konsumsi bersifat moral, yang erat kaitannya dengan konsumsi produk-produk bertema hijau dan berkelanjutan, serta bernuansa agama dan spiritual. Ungkap Jhanghiz, mengapa dia memilih topik tersebut adalah agar mengetahui perilaku konsumsi masyarakat, seperti pemilihan produk dan jasa, merupakan manifestasi dari kepercayaan konsumen, khususnya terkait hal-hal yang dianggap benar dan salah berdasarkan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen.

Sampai November 2022, ungkap Jhanghiz, ia sudah menghasilkan 18 karya ilmiah di jurnal terindeks Scopus. “Jumlah itu belum sesuai target saya. Dalam jangka menengah saya ingin menulis 30 publikasi di jurnal terindeks Scopus,” tegas dia.

Selain mengambil topik konsumsi yang bersifat moral, Jhanghiz juga tengah merambah ke topik-topik lainnya di bidang techno-marketing, khususnya yang berhubungan dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan Otomasi dalam konteks pemasaran. “Layaknya tentara bercita-cita, semua ingin menjadi jenderal. Begitu pula sebagai dosen, saya bercita-cita pada suatu saat menjadi guru besar,” katanya.

Sebagai alumni Corvinus University of Budapest, hingga saat ini Jhanghiz masih terus membina hubungan baik dengan para profesor dan koleganya di universitas tersebut. Salah satu kegiatan yang rutin yang ia lakukan bersama para profesor dan koleganya saat ini adalah melakukan kolaborasi penelitian tingkat internasional. Melalui kolaborasi ini, Jhanghiz berharap, nama Presuniv ikut terangkat dan semakin harum di tingkat internasional. (Lita Gabriella, tim PR. Foto: Jhanghiz Syahrivar).