Feature


Tanggal Post: 23 Okt 2023

Water is life's matter and matrix, mother and medium. There is no life without water,” kata Albert Szent-Györgyi, ahli biokimia dari Hungaria. Szent-Györgyi betul sekali. Tidak ada kehidupan tanpa air. Maka, memperhatikan kualitas air menjadi sangat penting, karena mempunyai implikasi yang sangat luas terhadap kehidupan manusia, kesehatan, lingkungan, dan perekonomian.

Menjaga kualitas air menjadi tantangan tersendiri untuk Indonesia yang secara geografis memiliki lebih dari 17.000 pulau. Dan, setiap pulau memiliki kondisi alam yamg berbeda-beda. Ada pulau yang ketersediaan airnya berlimpah, tapi ada pula yang sering mengalami kelangkaan.

Di wilayah perkotaan atau industri, air dengan mudah tercemar oleh berbagai limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, perkantoran hingga pabrik.

Kondisi itulah yang menjadi perhatian Rahman Fajar Irnawan, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan angkatan 2021, Fakultas Teknik, President University (Presuniv). Menurutnya, isu-isu lingkungan seperti itu, seperti air yang tercemar oleh berbagai limbah, kerap ia temukan. Bahkan, di lingkungan kampus sekalipun.

Meski begitu Rahman beruntung kuliah di Presuniv. Katanya, “Di Presuniv kualitas air sangat terjaga. Sistem manajemen air limbah, termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3, sudah terintegrasi. Hal semacam ini mungkin tidak dijumpai di kampus-kampus lain.” Ia kemudian menuangkan hasil pengamatan dan penelitiannya tentang pengelolaan air di lingkungan kampus dalam ajang Focus Group Disscussion (FGD) dengan indikator Water pada ajang The 3rd National Student Leader on Sustainability Meeting (NSLSM), 4-6 September di Universitas Padjajaran, Bandung.

Untuk tahun 2023, NSLSM mengusung topik Water Pollution Control in the Campus Area. NSLSM adalah kegiatan yang digagas oleh UI GreenMetric. Adapun UI GreenMetric merupakan lembaga pemeringkatan dari Universitas Indonesia yang menilai kampus-kampus di seluruh dunia berdasarkan komitmennya terhadap gerakan penghijauan dan keberlanjutan lingkungan. Hasil penilaian ini kemudian dituangkan dalam Peringkat UI GreenMetric World University.

 

Pentingnya Kualitas Air di Lingkungan Kampus

Kegiatan NSLSM 2023 ini diikuti oleh mahasiswa dan perwakilan lebih dari 15 universitas di seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan yang sangat menantang dalam NSLSM 2023 adalah FGD. Pada ajang ini, Rahman berhasil meraih penghargaan sebagai Best Speaker.

Ini adalah kali ketiga Rahman mengikuti ajang NSLSM. Pada tahun sebelumnya, tahun 2022, Rahman juga mengikuti ajang serupa atau the 2nd SLSM yang digelas di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Pada ajang ini, Rahman meraih TOP 10 Essay Competition.

Pada NSLSM 2023 dengan topik Water Pollution Control in the Campus Area, Rahman mengangkat permasalahan kualitas air sungai yang telah mencapai status tercemar berat karena pembuangan air limbah. “Saya mengangkatkan topik water recycling sebagai upaya peningkatan kualitas baku mutu air sungai dan keberlanjutan ekosistem di sekitarnya,” paparnya.

Rahman memilih tema tersebut karena terkait erat dengan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi ia adalah mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan di Presuniv. Menurutnya, perlu ada sistem pengolahan dari air yang telah terkontaminasi, khususnya di lingkungan kampus. “Saya mulai dari lingkungan kampus, karena kampus juga ikut berkontribusi terhadap kualitas air sungai melalui pembuangan air limbahnya. Padahal, di sisi lain kampus juga memerlukan air bersih untuk menyokong kebutuhan manusia yang ada di kampus,” tutur Rahman.

Dalam presentasinya di ajang FGD, Rahman pun menekankan mengapa pencemaran air dapat terjadi. Penyebabnya, antara lain, belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna dan sumber energi baru terbarukan. Selain itu, air limbah yang dibuang juga belum diketahui baku mutunya, sehingga menyebabkan pencemaran.

Sebagai solusinya, Rahman menawarkan gagasan memanfaatkan cahaya matahari untuk melakukan sterilisasi air di lingkungan kampus. Ia juga mengusulkan kampus perlu melakukan water controlling dengan menggunakan metode image prosessing. Lewat proses ini, Rahkan optimis kualitas air yang dihasilkan akan lebih baik.

Selain itu untuk air limbah dari kampus, sebelum dibuang ke sungai, perlu ada informasi dan regulasi tentang hasil tes kualitasnya (parameter decision-making regulation). Jadi, sebelum dibuang ke sungai, air limbah tersebut harus memenuhi indikator baku mutu terlebih dahulu. Jika belum, air tersebut harus diolah terlebih dahulu. “Upaya menjaga kualitas air dan kesehatan lingkungan kampus, hal tersebut wajib dilaksanakan demi tercapainya Sustainable Development Goals,” papar Rahman. (Salsabila Dasuki, PR team. Foto: Rahman Fajar)