Feature


Tanggal Post: 20 Feb 2023

Endi Haryono, dosen Program Studi Hubungan Internasional yang sekaligus Dekan Fakultas Humaniora, President University (Presuniv), merilis buku barunya yang berjudul Politik dan Ideologi PDI Perjuangan 1987-1999: Penemuan dan Kemenangan. Buku yang ia tulis bersama dengan Djarot Saiful Hidayat, politisi PDI Perjuangan yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ketua Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), serta Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2019 - 2024, sekaligus pengurus Sekolah Kader Partai PDI Perjuangan.

Buku Endi dan Djarot ini diterbitkan oleh Gramedia dan beredar sejak Januari 2023. Buku ini merupakan jilid pertama dari tiga buku yang bakal ditulis Endi dan Djarot. Jilid pertama membahas mengenai Penemuan dan Kemenangan (1987-1999). Sedangkan jilid ke-2 tentang Memerintah dan Beroposisi (2000-2009), dan jilid ke-3 akan membahas Mengawal Indonesia Maju (2010-2019).

Gagasan menulis tiga buku direncanakan Endi dan Djarot setelah berkonsultasi dengan Cornelis Lay, Februari 2020 di Yogyakarta. Awalnya Endi dan Djarot hanya berencana menulis tentang PDI Perjuangan periode 1999-2019. Namun, Cornelis meyakinkan mereka untuk menulis dari 1980-an dan 1990-an, tahun saat PDI Perjuangan bermula. Melalui riset yang mereka lalukan, tahun 1987 ditetapkan sebagai titik awal perjalanan politik dan ideologi PDI Perjuangan.

   

Endi Haryono dan Djarot Saiful Hidayat

Sumber: Dok. Presuniv dan Wikipedia

 

Apalagi pada tahun tersebut bertepatan dengan Pemilu 1987, yang ketika itu hanya diikuti oleh tiga partai (Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI). Tahun 1987 juga ditandai dengan bergabungnya Megawati Soekarnoputri sebagai kader PDI (ketika itu belum menjadi PDI Perjuangan).

Buku Politik dan Ideologi PDI Perjuangan 1987-1999: Penemuan dan Kemenangan secara garis besar menjelaskan tentang politik dan ideologi PDI Perjuangan. Isinya mencakup nilai juang, budaya politik, strategi politik, perilaku politik dan advokasi kebijakan publik, serta sejarah dan pergulatan politik nasional PDI Perjuangan.

Buku ini juga menegaskan bahwa PDI Perjuangan bukan hanya sebagai partai yang menjadi mesin Pemilu lima tahunan, melainkan juga wahana untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kobaran api Bung Karno. Kontribusi partai ini tercermin dari partisipasinya dalam pemilu dan aktivitas sosial politik, serta menjadi wadah aspirasi pengharapan Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Kurun waktu 1987-1999 dinyatakan sebagai tahun lahir dan pembentukan fondasi PDI Perjuangan. Semua proses itu tidak lepas dari dinamika sosial-politik dan ekonomi, serta jejak sejarah dan kejelasan ideologi, yang semakin menguatkan ikatan emosional PDI Perjuangan dengan wong cilik, yang menjadi pendukungnya selama bertahun-tahun.

Buku yang ditulis Djarot dan Endi ini menggunakan gaya penulisan yang cair dan mudah dipahami. Mungkin itu tak lepas dari pengalaman Endi yang pernah berkarier sebagai jurnalis di salah satu media di Yogyakarta. Gaya penulisan yang sederhana, meski tetap menjaga kaidah-kaidah akademis, diharapkan dapat membuat pembaca yang berasal dari berbagai profesi maupun keilmuan dapat dengan mudah memahami terminologi dan konsep dasar ilmu politik, khususnya politik demokrasi. Buku ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi kader mengenai sejarah dan ideologi partai PDI Perjuangan.

Endi lahir di Pati, Jawa Tengah, tahun 1965. Selain menjadi akademisi, Endi juga menulis, editor dan penerjemah sejumlah buku. Beberapa karyanya adalah Kematian Sosialisme di Eropa: Refleksi Revolusi Tahun 1989 (1992, terjemahan buku Ralf Dahrendorf, Reflections on the Revolution in Europe); ICMI dan Perjuangan Menuju Kelas Menengah (1995; terjemahan buku Robert Hefner, Islam, State and Civil Society); Teori Pembangunan dari Kiri ke Kanan (1997; terjemahan buku Kevin P. Clements, From Right to Left in Development Theories); Politik Muslim (1998; terjemahan buku Dale F. Eickelman dan James Piscatori, Muslim Politics); Hantu Digoel (2001; terjemahan buku Takashi Shiraishi, The Phantom World of Digul); Political Man (2007; terjemahan atas SM Lipset, Political Man); Dilema Mahathir: Kebijakan Ekonomi Politik Malaysia dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Asia (2010); Demokrasi dan Disrupsi Identitas: Pengalaman Pemilu Indonesia 2019 (2019, sebagai koeditor); Pembangunan, Demokrasi dan Pemerintahan Kuat (2019); Semesta Tan Malaka (2020; terjemahan atas Rudolf Mrázek, Tan Malaka); dan Jalan Menuju Indonesia Maju: Refleksi 77 Tahun Kemerdekaan dalam Kepemimpinan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (2022, sebagai koeditor). (Keren Gracelie, tim PR. Foto: Dok. Presuniv dan Wikipedia).