Actual

What's happening in PresUniv


Published: 16 Oct 2019

In responding to the challenges of the world, becoming proficient in English is needed by everyone so that they can compete and excel in various fields at the international levels. Therefore, English must be practiced since early childhood since it is the golden period in which the learning process can effectively take place.

However, the fact shows that English is not obligated at the elementary level in Indonesia. This has led freedom for the schools to compile the curriculum of English including English teachers recruitment. Many English teachers who do not earn a bachelor's degree in English Education are assigned to teach English. This results in having insufficient knowledge of teaching methods to be applied in the classroom that later affects the students’ ability in speaking English.

President University as a university with an international environment has taken this matter into concern. A team consists of an English lecturer based in the Management Study Program of President University Emilius German, S.S., M.Pd. and an English lecturer based in Primary School Teacher Education Study Program of President University Disa Evawani Lestari, S.S., M.Sc. created a research program named “The Implementation of Activity Based Learning (ABL) Method at Elementary School to Enhance Students' Speaking Skills”. The program received a grant fund from the Directorate of Research and Community Service, the Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture.

Emilius and Disa chose Permata Bangsa Elementary School, Cikarang to be the school for the implementation of the research program. Based on the problems faced by Permata Bangsa Elementary School teachers, they aim to help the English teachers in providing effective and enjoyable English lessons to enhance students’ speaking skills through the implementation of the ABL method. ABL means that the teacher incorporates some types of activities in teaching to make students learn English easier and more efficient.

The first agenda of the program was organizing a workshop for teachers to enable them teaching English using the ABL method (8/10). Here, Emil and Disa introduced the ABL method in the teaching process and did a teaching demo using the ABL method. “Based on previous research, students tend to remember 50% of what they see and hear. On the other hand, they tend to remember 90% of what they say and do. That’s why the ABL method is important in the teaching and learning process as it is more effective,” Emil explained. The second agenda was the ABL implementation in which Emil and Disa held a pre-test, teaching the students using the ABL method, held a post-test for students, and interviewed teachers also the headmistress of the school to evaluate the method.

The method has proven to be more effective than just a usual reading and writing learning method. One of the teachers of Permata Bangsa Elementary School Christina Pakpahan revealed, “The students are very happy and enthusiastic in learning in this new method. The material is easy to understand. There are a lot of games and songs.”

Emil and Disa hope that the ABL method can be applied to all elementary schools in Indonesia to help teachers and students reach their full potential in English. (SL)

 


 

Mengembangkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa melalui Metode Activity Based Learning (ABL)

Menanggapi berbagai tantangan di dunia saat ini, menguasai bahasa Inggris diperlukan setiap orang untuk dapat bersaing dan menjadi unggul dalam berbagai bidang di tingkat internasional. Oleh karena itu, bahasa Inggris harus dipelajari sejak kanak-kanak karena itu adalah masa emas di mana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Namun, fakta menunjukkan bahwa bahasa Inggris belum menjadi mata pelajaran wajib di sekolah dasar di Indonesia. Hal ini menyebabkan kebebasan bagi sekolah untuk menyusun kurikulum bahasa Inggris termasuk perekrutan guru bahasa Inggris. Banyak guru bahasa Inggris yang tidak mendapatkan gelar sarjana dalam Pendidikan Bahasa Inggris ditugaskan untuk mengajar Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang metode pengajaran yang tepat untuk diterapkan di kelas yang kemudian dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Inggris.

President University sebagai universitas dengan lingkungan internasional telah mempertimbangkan hal ini dengan serius. Sebuah tim dosen terdiri dari seorang dosen bahasa Inggris yang berbasis di Program Studi Manajemen President University Emilius German, S.S., M.Pd. dan seorang dosen bahasa Inggris yang berbasis di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar President University Disa Evawani Lestari, S.S., M.Sc. menyusun sebuah program penelitian bernama "Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Aktivitas (Activity Based Learning) di Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa". Penelitian ini berhasil mendapatkan hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Emilius dan Disa memilih Sekolah Dasar Permata Bangsa, Cikarang sebagai sekolah untuk melaksanakan program penelitian. Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh guru-guru Sekolah Dasar Permata Bangsa, mereka ingin membantu para guru bahasa Inggris agar dapat mengajar secara efektif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan metode ABL. ABL berarti bahwa guru memasukkan beberapa jenis kegiatan dalam pengajaran untuk membuat siswa belajar bahasa Inggris lebih mudah dan lebih efisien.

Agenda pertama dari program ini adalah menyelenggarakan lokakarya bagi para guru untuk memungkinkan mereka mengajar bahasa Inggris menggunakan metode ABL (10/8). Di sini, Emil dan Disa memperkenalkan metode ABL dalam proses pengajaran dan melakukan demo pengajaran menggunakan metode ABL. “Berdasarkan penelitian sebelumnya, siswa cenderung mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar. Sementara itu, mereka cenderung mengingat 90% dari apa yang mereka katakan dan lakukan. Itu sebabnya metode ABL penting dalam proses belajar mengajar karena lebih efektif," jelas Emil. Agenda kedua adalah implementasi ABL di mana Emil dan Disa mengadakan pre-test, mengajar siswa menggunakan metode ABL, mengadakan post-test untuk siswa, dan mewawancarai guru juga kepala sekolah untuk mengevaluasi metode pengajaran tersebut.

Metode ini terbukti lebih efektif daripada metode membaca dan menulis biasa. Salah satu guru SD Permata Bangsa mengungkapkan, “Para siswa sangat senang dan antusias dalam belajar dengan metode baru ini. Bahannya mudah dimengerti. Ada banyak permainan dan lagu."

Emil dan Disa berharap metode ABL dapat diaplikasikan di seluruh sekolah dasar di Indonesia untuk membantu para guru dan siswa mencapai potensinya dalam berbahasa Inggris. (SL)