Since 2014, Bank Indonesia has carried out the National Non-Cash Movement (GNNT) program to educate and socialize the use of non-cash electronic money instruments (money.kompas.com). Compared to cash transactions, non-cash transactions do have several advantages, including being more efficient and practical because they do not require carrying large amounts of cash.
Digital payment service provider under Sea Group, ShopeePay, announced integration with Google Play Store to support the growing trend of digital service usage in Indonesia. Research "Digital 2021" issued by WeAreSocial.com and HootSuite.com reveals an increasing number of people consuming digital services in Indonesia. As many as 86,2% of internet users admitted to using entertainment and video applications, an increase from 83% in the previous year. Then, 60,4% admitted to using mobile game applications, an increase from 59% in the previous year.
This increasing trend encourages the integration of ShopeePay and Google Play Store to provide more secure and comprehensive payment access, especially for Android users who dominate more than 90% of the smartphone market in Indonesia (dailysocial.id). NeuroSensum.com's research also mention ShopeePay as the most popular e-wallet in Indonesian society, followed by OVO, GoPay, DANA, and LinkAja. About 54% respondents contacted by Neurosensum stated ShopeePay was the easiest e-wallet to use for e-commerce shopping activities. The second and third positions are occupied by OVO and DANA, with support from 20% and 14% percent of respondents.
Here are Neurosensum conclusions from their survey on the current situation of the digital wallet market in Indonesia:
1. Different from one or two years ago. Currently, Indonesians are very familiar with the use of electronic wallets. Most have more than one type of e-wallet service and they use it for a variety of different types of transactions.
2. Using ewallet is indispensable for a more cohesive online shopping experience, especially on e-commerce platforms. Thanks to this factor, Shopee has grown to become a dominant player.
3. Massive promotional activities alone are not enough to win over the e-wallet market. Organizers must also pay attention to other factors such as satisfaction and the usefulness of the e-wallet itself, such as online and offline shopping (id.techinasia.com).
This can also be seen from the survey findings where ShopeePay excels with a percentage of 41% as electronic money that provides offline and online promotions as well as satisfying promotional requirements. The next ranks are OVO (25%), GoPay (16%), DANA (14%), and LinkAja (4%). (Ruhmaya Nida Wathoni. Illustration: www.vectorstock.com).
Bagaimana ShopeePay Memenangkan Pasar E-Wallet di Indonesia
Sejak tahun 2014, Bank Indonesia melaksanakan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk mengedukasi dan menyosialisasikan penggunaan instrumen uang elektronik non tunai (money.kompas.com). Dibandingkan dengan transaksi tunai, transaksi non tunai memang memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, lebih efisien dan praktis, kita karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Penyedia layanan pembayaran digital di bawah Sea Group, ShopeePay, mengumumkan integrasi dengan Google Play Store untuk mendukung tren penggunaan layanan digital yang terus berkembang di Indonesia. Riset "Digital 2021" yang dikeluarkan WeAreSocial.com dan HootSuite.com mengungkap tentang peningkatan jumlah pengguna layanan digital di Indonesia. Sebanyak 86,2% pengguna internet mengaku menggunakan aplikasi hiburan dan video, meningkat dari 83% di tahun sebelumnya. Lalu, 60,4% mengaku menggunakan aplikasi game seluler, meningkat dari 59% di tahun sebelumnya.
Tren ini mendorong integrasi ShopeePay dan Google Play Store untuk memberikan akses pembayaran yang lebih aman dan komprehensif, terutama bagi pengguna Android yang menguasai lebih dari 90% pasar smartphone di Indonesia (dailysocial.id). Hasil riset NeuroSensum.com juga menyebut ShopeePay sebagai e-wallet terpopuler di masyarakat Indonesia, disusul OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja. Sekitar 54% responden yang dihubungi oleh Neurosensum menyatakan ShopeePay adalah e-wallet yang paling mudah digunakan untuk aktivitas belanja e-commerce. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh OVO dan DANA, dengan masing-masing 20% dan 14% responden.
Berikut kesimpulan Neurosensum dari hasil survei mereka tentang situasi terkini pasar dompet digital di Indonesia:
1. Berbeda dengan satu-dua tahun lalu. Saat ini masyarakat Indonesia sudah sangat familiar dengan penggunaan dompet elektronik. Sebagian besar memiliki lebih dari satu jenis layanan dompet elektronik dan mereka menggunakannya untuk berbagai jenis transaksi.
2. Menggunakan e-commerce sangat diperlukan untuk pengalaman belanja online yang lebih kohesif, terutama pada platform e-commerce. Berkat faktor ini, Shopee tumbuh menjadi pemain dominan.
3. Kegiatan promosi besar-besaran saja tidak cukup untuk memenangkan pasar dompet elektronik. Penyelenggara juga harus memperhatikan faktor lain seperti kepuasan dan kegunaan e-wallet itu sendiri, seperti belanja online dan offline (id.techinasia.com).
Hal ini juga terlihat dari temuan survei di mana ShopeePay unggul dengan persentase 41% sebagai uang elektronik yang memberikan promosi offline dan online serta kebutuhan promosi yang memuaskan. Peringkat berikutnya adalah OVO (25%), GoPay (16%), DANA (14%), dan LinkAja (4%). (Ruhmaya Nida Wathoni. Ilustrasi: www.vectorstock.com).
