Actual

What's happening in PresUniv


Published: 03 Mar 2021

Lecturer International Relations Study Program and experts team of GreenMetric, President University (PresUniv), Muhammad Sigit Andhi Rahman, collaborated to publish the book Belajar dari KELOLA SENDANG: Isu-isu Kritis dalam Tata Kelola Lanskap. The book co-authored by Akhmad Arief F. and Meiardhy M. is published by the Penabulu Foundation.

KELOLA SENDANG in this book stands for Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku. This book discusses the experience during the four years (2017-2020) of a consortium coordinated by the Zoological Society of London in developing government-public-private partnerships to manage 1.6 million hectares of landscapes. This landscape stretches between Sembilang National Park and Dangku Wildlife Reserve. Sigit said, “This landscape is located in 19 sub-districts in Banyuasin Regency and Musi Banyuasin Regency, South Sumatra Province. The ecosystem includes marine, freshwater, semi-terrestrial and terrestrial ecosystems." Activities carried out include discussion, dialogue, institutional development, strengthening and partnership actions.

This book is important because it contains experiences on how to make decisions in an inclusive manner, building a collaborative culture, including how to coordinate across actors, across sectors and across scales. And, everything starts from the experiences that occur at the grassroots level. Very inspiring. (Name: JB Susetiyo, PR team. Photo: www.researchgate.net).

 

 

 

Sigit AR Kolaborasi Terbitkan Buku

 

Dosen Program Studi International Relation dan sekaligus tim ahli GreenMetric, President University (PresUniv), Muhammad Sigit Andhi Rahman, berkolaborasi menerbitkan buku Belajar dari KELOLA SENDANG: Isu-isu Kritis dalam Tata Kelola Lanskap. Buku yang ditulis bersama Akhmad Arief F. dan Meiardhy M. diterbitkan oleh Penabulu Foundation.

KELOLA SENDANG dalam buku ini adalah singkatan dari Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku. Buku ini membahas pengalaman selama empat tahun (2017-2020) konsorsium yang dikoordinir oleh Zoological Society of London dalam mengembangkan kemitraan pemerintah-masyarakat-swasta mengelola lanskap seluas 1,6 juta hektar. Lanskap ini terbentang antara Taman Nasional Sembilang hingga Suaka Margasatwa Dangku. Sigit bercerita, “Bentang alam ini berada di 19 kecamatan di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Ekosistemnya mencakup ekosistem laut, air tawar, semi terestrial, dan ekosistem darat.” Kegiatan yang dilakukan mencakup diskusi, dialog, pengembangan kelembagaan, penguatan hingga aksi-aksi kemitraan.

Buku ini menjadi penting, karena di dalamnya berisi pengalaman tentang bagaimana mengambil keputusan secara inklusif, membangun budaya kolaboratif, termasuk bagaimana melakukan koordinasi lintas aktor, lintas sektor dan lintas skala. Dan, semuanya beranjak dari pengalaman yang terjadi di tingkat akar rumput. Sangat menginspirasi. (Nama: JB Susetiyo, tim PR. Foto: www.researchgate.net).