Actual

What's happening in PresUniv


Published: 07 Nov 2020

Human resources are the resource that is severely affected by the COVID-19 pandemic. Changes and limitations are challenges that must be faced to adapt to unpredictable upcoming conditions. This topic was then further discussed in the third series of President University and Monash University webinars, with the theme "Today's Human Resources: Turning Challenges into Opportunities". This webinar was held in Zoom Webinar on Thursday, November 5, 2020.

This webinar was opened by Prof. Edward Buckingham, Director of Engagement from Monash Business School as moderator, welcoming Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji, DEA, the Head of President University Foundation and Sutedja Darmono, the Director of PT Jababeka Tbk who attended and gave welcoming remarks for the participants.

The first speaker, dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPM as the Head of the West Java Provincial Health Office explained the impacts of the pandemic on the global environment and society's social life. Dr. Berli stated that there are many challenges that must be faced in this situation, such as adapting to the systems of work from home (WFH) and flexible work arrangements (FWA), maintaining our mental health due to the lack of interaction and social activities, as well as the need to implement standardized health protocols. But on the other hand, dr. Berli said that this actually opened up opportunities to innovate and train ourselves to be more productive and responsible.

Next, Prof. Helen De Cieri, a professor from the Department of Management Monash University explained how people should act in these uncertain situations, as well as how organizations should respond and provide a comfortable environment to meet workers' needs. "Not only adapting and surviving, at this time but humans also have to thrive. We must be able to see, think, feel, plan, and act differently, due to the many unpredictable changes in conditions," said Prof. Helen.

Continuing Prof. Helen, Dean of the Business Faculty of President University, Maria Jacinta Arquisola, Ph. D., mentioned that this uncertain situation must be responded to with well emotional intelligence since uncertain situations possibly affect our mental and emotional health. Explaining this, she elaborated on things about emotional intelligence and how it can be learned.

Meanwhile, Caecilia Adinoto, Human Resource Director of PT Bank HSBC Indonesia explained the direct practice that HSBC Bank has taken in accommodating its workers to face this uncertain situation. According to her, there are 3 main things to be concerned about at the moment which are mental health, flexibility in working hours, and financial well-being.

The presentation from the Monash University and President University teams, as well as sharing experiences from HSBC, are expected to inspire participants and their organizations to ensure that welfare in the midst of a pandemic is well accommodated. (GN/SL)

 


 

Webinar Kolaborasi President University dan Monash University dalam Sumber Daya Manusia Masa Kini: Merubah Tantangan Menjadi Kesempatan

 

Sumber daya manusia  merupakan sumber daya yang sangat merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Perubahan dan keterbatasan menjadi tantangan yang harus dihadapi demi berdaptasi dengan keadaan yang semakin tidak dapat diprediksi. Topik ini dibahas lebih lanjut dalam rangkaian webinar President University bersama Monash University yang ketiga, bertemakan “Sumber Daya Manusia Masa Kini: Merubah Tantangan Menjadi Kesempatan”. Webinar ini diselenggarakan melalui Zoom Webinar pada Kamis, 5 November 2020.

Webinar ini dibuka oleh Prof. Edward Buckingham, Direktur Engagement dari Monash Business School selaku moderator, menyambut Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji, DEA, Kepala President University Foundation dan Sutedja Darmono, Direktur PT Jababeka Tbk, yang hadir dan memberikan sambutan untuk para peserta.

Pembicara yang pertama, dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPM selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang memaparkan dampak-dampak pandemi ke lingkungan global hingga kehidupan sosial masyarakat. Menurutnya, ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam hal ini seperti beradaptasi dengan sistem bekerja dari rumah (WFH) dan pengaturan kerja yang fleksibel (FWA), menjaga kesehatan mental karena minimnya interaksi dan aktivitas sosial, juga keharusan untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai standar. Namun di sisi lain, Ia menyampaikan bahwa hal ini justru membuka peluang untuk berinovasi dan melatih diri untuk lebih produktif dan bertanggung jawab.

Selanjutnya, Prof. Helen De Cieri, seorang professor dari Departemen Manajemen Monash University menjelaskan bagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam situasi tidak menentu ini, juga bagaimana organisasi sebaiknya menanggapi dan memberikan lingkungan yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. “Tidak hanya menyesuaikan diri dan bertahan hidup, pada masa ini manusia juga harus turut serta berkembang. Kita harus dapat melihat, berpikir, merasakan, merencanakan, dan bertindak berbeda, melihat banyaknya perubahan kondisi yang tidak terprediksi,” ujar Prof. Helen.

Menyambung Prof. Helen, Dekan Fakultas Bisnis President University, Maria Jacinta Arquisola, Ph. D., menyebutkan bahwa situasi tidak menentu ini harus ditanggapi dengan kecerdasan emosional yang baik. Hal ini karena ketidakpastian yang ada berpotensi memengaruhi kesehatan mental dan emosional manusia. Ia menjelaskan secara detail mengenai kecerdasan emosional dan bagaimana hal itu dapat dipelajari.

Sementara itu, Caecilia Adinoto, Direktur Human Resource PT Bank HSBC Indonesia memaparkan praktek langsung yang telah Bank HSBC dalam mengakomodir pekerjanya menghadapi situasi tidak menentu ini. Menurutnya, ada 3 hal utama yang menjadi perhatiannya saat ini, yaitu kesehatan mental, fleksibilitas jam kerja, serta kesejahteraan finansial.

Pemaparan dari tim Monash University dan President University, serta sharing pengalaman dari HSBC ini diharapkan dapat menginspirasi peserta dan organisasinya untuk memastikan kesejahteraan di tengah pandemi tetap terakomodir dengan baik. (GN/SL)