Actual

What's happening in PresUniv


Published: 31 Oct 2020

Rey Abraham, International Relations Study Program at President University wins second place in debate category in 2020 EEC in Action XIX, an annual national competition held by the Faculty of Economic and Business, University OF Lampung (FEB UNILA). This year, 2020 EIA XIX was held online on 24th and 25th October 2020 with bringing the theme “Frame Your Timeless Legacy”.

In the preliminary round, Rey delivered his speech entitled “I Was Not Born as A Leader” which talked about how a leader is not instantaneously born as a leader but is constructed and trained through journey and processes that requires willingness and determination. Telling his own previous experience, Rey invited the audience to change their mindset and start exploring abilities to prepare themselves to be a leader.

In the semifinal, the next round, Rey brought the issue of racism and beauty standards that are constructed in the society which unconsciously give negative impacts. He talked about how this is not in line with the uniqueness of our surroundings, especially in Indonesia. For this reason, Rey elaborated several solutions for people both the government and society to open their eyes to various distinctiveness that exists in our country, mainly to eradicate the issue of racism.

This speech then brought him to the final round, where he succeeded to bring home second place. In this stage, Rey talked about stepping out of our comfort zone and being able to express ourselves to achieve our dream. Because as youngsters, there are a lot of things we can do to reach it such as practices, potential explores, and evaluations. (GN/SL)

 


 

Rey Abraham Meraih Juara Kedua dalam EEC In Action XIX 2020, Lomba Pidato Tingkat Nasional yang Diadakan Universitas Lampung (UNILA)

 

Rey Abraham, mahasiswa Hubungan Internasional President University meraih juara kedua dalam kategori debat EEC In Action XIX 2020, lomba tahunan tingkat nasional yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB UNILA). Tahun ini, EIA XIX 2020 diadakan secara online, pada tanggal 24-25 Oktober 2020 dengan membawakan tema “Membingkai Warisan Abadi Anda”.

Pada babak pertama yaitu preliminary, Rey membawakan pidatonya yang berjudul “Saya Tidak Dilahirkan Sebagai Pemimpin”, yang membahas tentang bagaimana seorang pemimpin tidak serta-merta dilahirkan begitu saja tetapi terbentuk dan terlatih melalui perjalanan dan proses yang membutuhkan keinginan dan kerja keras. Menceritakan tentang pengalamannya sendiri, Rey mengajak para audiens untuk memperbaiki pola pikir dan mulai melatih kemampuan diri untuk mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpin.

Di babak selanjutnya yaitu semifinal, Rey mengangkat isu rasisme dan standar kecantikan yang terbentuk di lingkungan, yang secara tak sadar dapat menghasilkan dampak negatif. Menurutnya, hal ini tidak sejalan dengan keunikan-keunikan masyarakat yang ada, terutama di Indonesia. Untuk itu, Rey memberikan beberapa solusi baik untuk pemerintah maupun masyarakat untuk membuka mata terhadap beragam keunikan yang ada di negeri ini, terutama memberantas isu rasisme.

Pidato tersebut kemudian berhasil membawa Rey ke tahap terakhir yaitu babak final, hingga akhirnya membawa pulang peringkat kedua. Pada babak ini, Rey berbicara tentang melangkah keluar dari zona nyaman, dan berani berekspresi untuk meraih mimpi. Karena sebagai generasi muda, ada banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencapai keberhasilan seperti berlatih, mengasah potensi, terutama evaluasi diri. (GN/SL)