Actual

What's happening in PresUniv


Published: 22 Jun 2020

Humans will produce waste every time they do activities, both liquid waste and solid waste. Therefore, the human population influences the amount of waste produced. Both domestic and industrial waste, all waste can turn into a threat when it is not managed properly.

Through the Entertainment Talkshow entitled "The Secret in Wastewater: How To Reveal Chemical Composition and Population Health", the lecturer of Environmental Engineering President University who is currently a doctoral candidate at Auckland University, New Zealand, Maryani Paramita Astuti, S.T., M.Sc., explained the chemical content contained in wastewater and its impact on the health of the human population (11/6).

Focusing on discussing wastewater, Maryani mentioned that wastewater is water that has been used, from the sink, washing machine, shower activity, and toilet. She revealed several reasons why wastewater needs to be managed properly. The first reason is the human health risk. If the water that humans drink is contaminated with waste, side effects that can be caused include typhoid fever and diarrhea. According to research in 2014, diarrhea is the main cause of 31% of postnatal deaths and 25% of child deaths in Indonesia.

The second reason is environmental impact. One of the closest to us is the Ciliwung River and the Citarum River, which are often referred to by the media as the dirtiest river in the world. Maryani mentioned that dirty river will again harm humans. "Once it pollutes your river, it will get back to you. This river will get to your groundwater, and then you extract your groundwater and consume it,” she said.

The last reason is the scarcity of clean water. One reason why this happens is that we do not distribute water sources properly. An increase in population that is not followed by an increase in wastewater management also makes scarcity of clean water in some places.

Responding to this problem, the role of Environmental Engineering graduates is now increasingly important because contamination of waste that is increasingly damaging the environment requires immediate treatment. “If you are curious about the opportunities of the environmental engineers, I would say that the future is bright," Maryani said. She mentioned that with the increase in the human population and an increase in the amount of waste, there will be more jobs for graduates inc Environmental Engineering.

In handling environmental problems and work prospects, Maryani said, “We can be involved in the infrastructure projects, or doing environmental conservation. And then, environmental health, we can monitor water, air pollution, or solid waste. Or, we can focus on industrial hygiene, which is many focus on health and safety in the workplace.” (NG/SL)

 


 

Limbah Air dan Dampaknya terhadap Manusia

 

Manusia akan menghasilkan limbah setiap kali beraktifitas, baik limbah cair maupun limbah padat. Oleh karena itu, populasi manusia mempengaruhi jumlah limbah yang dihasilkan. Baik itu limbah domestik maupun industri, semua limbah dapat berubah menjadi ancaman saat tidak dikelola dengan baik. 

Melalui talk show berjudul  “Rahasia di dalam Air Limbah: Bagaimana Cara Mengungkapkan Komposisi Kimia Dan Kesehatan Populasi”, dosen teknik Lingkungan President University yang saat ini menjadi kandidat doktoral di Auckland University, New Zealand, Maryani Paramita Astuti, S.T., M.Sc. menjelaskan lebih lanjut kandungan kimia yang ada pada air limbah serta dampaknya terhadap kesehatan populasi manusia (11/6).

Fokus membahas tentang limbah air, Maryani menyebutkan bahwa limbah air adalah air yang telah digunakan, baik itu dari tempat mencuci piring, mesin cuci, air mandi, dan toilet. Ia mengungkapkan beberapa alasan limbah cair perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik. Alasan pertama adalah risiko kesehatan manusia. Jika air yang diminum manusia terkontaminasi limbah, efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain adalah demam tifohoid dan diare. Menurut penelitian pada tahun 2014, diare adalah penyebab utama 31% kematian pasca kelahiran dan 25% kematian anak di Indonesia. 

Alasan kedua adalah dampak lingkungan. Salah satunya yang terdekat dengan kita adalah Sungai Ciliwung dan Sungai Citarum, yang sering disebut media sebagai sungai terkotor di dunia. Maryani menyebutkan bahwa sungai yang kotor akan kembali merugikan manusia. “Saat limbah mengotori sungai, hal ini akan berdampak buruk pada manusia. Air sungai akan mengalir menjadi air tanah, kemudian Anda mengekstrak air tanah untuk digunakan di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Alasan yang terakhir adalah kelangkaan air bersih. Salah satu penyebabnya adalah karena kita tidak mendistribusikan sumber air dengan baik. Kenaikan populasi yang tidak diikuti dengan kenaikan pengelolaan limbah air juga membuat air bersih menjadi langka di beberapa tempat.

Menanggapi permasalahan ini, peran lulusan Teknik Lingkungan kini kian diperhitungkan karena kontaminasi limbah yang semakin banyak merusak lingkungan membutuhkan penanganan secepatnya. “Jika Anda ingin tahu mengenai kesempatan bagi para lulusan Teknik Lingkungan, saya bilang masa depannya akan cerah,” ujar Maryani. Ia menyebutkan dengan bertambahnya populasi manusia dan peningkatan jumlah limbah, akan semakin banyak pekerjaan bagi lulusan Teknik Lingkungan.

Dalam penanganan masalah lingkungan dan prospek kerja, Maryani menyebutkan, “Kita dapat terlibat dalam proyek infrastruktur, atau melakukan konservasi lingkungan. Selanjutnya, kesehatan lingkungan, kita dapat memonitor polusi air, udara, atau limbah tanah. Atau, kita juga bisa fokus kepada kebersihan industry, di mana fokusnya akan jatuh kepada kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.” (NG/SL)