Actual

What's happening in PresUniv


Published: 15 Jun 2020

In the midst of rapid technological development, all activities are currently undergoing digitalization, including various activities in the education sector. Starting from using computers, tablets, mobile phones, to internet usage, the teaching and learning process is not like it used to be. Therefore, in facing this digitalization that continues to grow and cannot be avoided, PUMA (President University Major Association) PSTE (Primary School Teacher Education) held a webinar "Digital Learning for Primary and Secondary Schools: The Shifting of Offline Learning to Online Learning" on June 11, 2020.

This webinar presented two speakers namely Richard R. Kuhon, B.Sc., S.Pd., MA, PSTE lecturer and Event Manager at President University and Talitha Amalia, S.S., M.A., Director of Program Operations at Solve Education, a non-profit organization that focuses on facilitating collaboration between education and technology experts in conducting research and educational interventions for the most marginalized young people in Asia.

In the first session, Richard mentioned how digital learning is a new phenomenon that must be known by the public. "All shareholders in education, ranging from the government to teachers, no matter how conservative they are, must be able to be innovative," explained Richard.

Related to the phenomenon of digital learning that is currently happening, Richard explained that online classes will not easily replace traditional classes (face-to-face classes). According to him, there are several elements that make face-to-face learning be a better choice than digital learning, including interactions between teachers, interactions between students, classroom management, and the environment that can support the learning process. He concluded his presentation by explaining the challenges and issues regarding digital learning, including the fact that we cannot be 100% ready, the number of teachers who are still inexperienced, the issue of whether teachers are creators or users, and many more that need to be discussed further.

The webinar then continued with a presentation from Talitha with the theme "Education in the Middle of the Pandemic". She opened her presentation by stating that although half of the entire population in Indonesia is aware of the internet, internet access for educational purposes is still considered low. She explained 2 main reasons that cause this problem. The first is infrastructure problems. Is the internet connection can be accessed by all Indonesian citizens? What about the internet quota needed for learning? The second problem is motivation. As many students feel forced to learn, do they have intrinsic motivation to learn if their parents and teachers do not force them to learn?

In response to these problems, Solve Education created a game of charity called The Dawn of Civilization. Talitha explained that this game can be downloaded for free, it does not require a quota and has been certified by Google as a friendly game to families and children. In the game, there are educational contents such as hoax and health. In addition, there are also games such as puzzles, city building, and English-language games. As this is a charity game, every star (award) earned by users from playing this game will be converted in the form of social assistance on their behalf.

At the end of the presentation, Talitha hopes that future teachers from President University can make an intervention in education by understanding incentives that can motivate students to keep their enthusiasm for studying. (JD/SL)

 


 

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar President University Mengadakan Webinar Bertema Pendidikan di Era Digitalisasi

 

 

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, semua kegiatan saat ini mengalami digitalisasi, termasuk di dalamnya berbagai kegiatan di sektor pendidikan. Mulai dari memanfaatkan komputer, tablet, telepon genggam, sampai internet, proses belajar mengajar sudah tidak seperti dulu lagi. Oleh karena itu, dalam menghadapi proses digitalisasi yang terus berkembang dan tak dapat dihindari, PUMA (President University Major Association) PSTE (Primary School Teacher Education) mengadakan sebuah webinar “Digital Learning for Primary and Secondary School: The Shifting of Offline Learning to Online Learning” pada 11 Juni 2020.

Webinar ini menghadirkan dua pembicara yaitu Richard R. Kuhon, B.Sc., S.Pd., M.A., dosen PSTE dan Event Manager di President University dan Talitha Amalia, S.S., M.A., Direktur Operasi Program di Solve Education, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus untuk memfasilitasi kolaborasi antara praktisi pendidikan dan pakar teknologi dalam melakukan penelitian dan intervensi pendidikan bagi kaum muda yang paling termarjinalkan di Asia.

Dalam sesi yang pertama, Richard menyebutkan bagaimana pembelajaran digital adalah sebuah fenomena baru yang harus diketahui oleh masyarakat. “Semua pemegang saham dalam pendidikan, mulai dari pemerintah hingga guru, tidak peduli seberapa konservatif, harus bisa berinovasi agar tidak ketinggalan zaman,” jelas Richard.

Terkait fenomena pembelajaran digital yang saat ini sedang marak berlangsung, Richard menjelaskan bahwa kelas online tidak akan dengan mudah menggantikan kelas tradisional (kelas tatap muka). Menurutnya, ada beberapa elemen yang membuat pembelajaran tatap muka masih menjadi pilihan yang lebih baik disbanding pembelajaran digital, diantaranya interaksi antar guru, interaksi antar siswa, manajemen kelas, dan lingkungan yang dapat mendukung pembelajaran. Dia menutup presentasinya dengan menjelaskan tantangan dan isu mengenai pembelajaran digital, antara lain fakta bahwa kita tidak dapat siap 100%, banyaknya tenaga didik yang masih belum berpengalaman, kemudian persoalan apakah guru sebagai pencipta atau pengguna, dan masih banyak lagi yang perlu didiskusikan lebih lanjut.  

Webinar kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari Talitha dengan tema “Pendidikan di Tengah Pandemi”. Ia membuka presentasinya dengan menyebutkan bahwa meski setengah dari seluruh populasi di Indonesia sadar akan internet, akses internet untuk tujuan edukasi masih dinilai rendah. Ia memaparkan 2 alasan utama yang menjadi penyebab dari masalah ini. Yang pertama adalah masalah infrastruktur. Apakah koneksi internet sudah dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia?  Bagaimana dengan kuota internet yang dibutuhkan untuk pembelajaran? Masalah kedua adalah motivasi. Meski banyak pelajar yang merasa terpaksa, apakah mereka memiliki motivasi belajar intrinsik apabila orang tua dan guru tidak memaksa mereka belajar? 

Sebagai jawaban dari masalah tersebut, Solve Education menciptakan sebuah game of charity yang beranama The Dawn of Civilization. Talitha menjelaskan bahwa game ini dapat diunduh secara gratis, tidak membutuhkan kuota, dan telah di sertifkasi oleh Google ramah bagi keluarga dan anak–anak. Dalam game tersebut terdapat konten–konten edukasi seperti hoaks dan kesehatan. Selain itu, terdapat juga permainan seperti puzzle, membangun kota, dan permainan berbahasa Inggris. Sebagai tambahan, karena ini merupakan game of charity, setiap bintang (penghargaan) yang didapatkan oleh pengguna dari memainkan game ini akan dikonversikan dalam bentuk bantuan sosial atas nama mereka. 

Di akhir presentasi, Talitha berharap bahwa pengajar-pengajar masa depan dari President University dapat membuat sebuah intervensi dalam pendidikan dengan memahami insentif–insentif yang dapat memotivasi pelajar untuk tetap semangat menuntut ilmu. (JD/SL)