What's happening in PresUniv
The COVID-19 situation followed by social distancing practice has changed people's lifestyles which leads to new consumer preferences. Quoting the results of the analysis from the consulting agency Dcode in Decoding the Economics of Covid-19: Potential Winners and Losers in the Short Time, Satya Aditya Wibowo, MBA., a lecturer in the Master of Management program at President University mentioned that healthcare products and services as the potential winner of public preference. The food production industry and information communication technology (ICT) as the next industry on the list with high potential to dominate the economy.
Stated in the third series of President University Webinar Series 2020: Business Insights, Satya said that all businesses should adjust their services or products to this new consumer preference trend if they wish to survive. One of the examples is President University. As an educational institution, now President University has collaborated with Coursera, providing various free online classes for students to support the learning process. Integration with technology has made President University different and well recognized.
The emerging trend of consumer preferences is followed by changes in shopping channels. This definitely brings new opportunities. Satya said that now more people shop through e-commerce or Whatsapp groups. Even if they have to leave the house, they will go to the nearest store or supermarket with e-money or e-wallet payment.
Another interesting thing businessmen need to understand is the distribution. "Brand loyalty will be decreasing if you cannot make your product available at the nearest store. So, logistics or product distribution process is the key," said Satya. Today, the practice of omnichannel marketing is a must for every company. "Omni-channel focuses on customers to get the same shopping experience and sensation on various channels, whether it is online or offline," he explained.
Satya then explained 4C in omnichannel that entrepreneurs should pay attention to. The first is Connection. Consumers can access your product anywhere and anytime. This will then lead you to the second and third C, namely Convenience and Choice. Consumers do not only need convenience in choosing your products, but also the convenience of shipping products to their house, or picking up at the store, or other alternative stores when the stock of goods at the destination store is empty. Finally, Satya explained the importance of Conversations, between consumers and brands, also consumers and consumers. Through various channels such as social media, a conversation among consumers can be a place for product recommendations that will lead to building trust. (SL)
Tren Preferensi Konsumen Pasca COVID-19
Situasi COVID-19 diikuti dengan penerapan social distancing telah mengubah pola hidup masyarakat yang berujung pada preferensi konsumen yang baru. Mengutip hasil analisa dari lembaga konsultan Dcode dalam Decoding the Economics of Covid-19: Potential Winners and Losers in the Short Time, Satya Aditya Wibowo, MBA., dosen program Magister Manajemen di President University menyebutkan bahwa produk dan layanan kesehatan akan memiliki potensi yang besar untuk diminati masyarakat. Setelahnya ada industri produksi makanan dan teknologi informasi komunikasi sebagai industri yang berpotensi tinggi menguasai perekonomian.
Disampaikan dalam President University Webinar Series 2020: Business Insights pada seri yang ketiga, Satya menyarankan semua bisnis untuk menyesuaikan layanan atau produknya dengan tren preferensi konsumen yang baru ini untuk dapat bertahan. Salah satu contoh institusi yang telah menerapkannya adalah President University. Sebagai institusi pendidikan, kini President University telah bekerjasama dengan Coursera, menyediakan berbagai kelas online gratis bagi mahasiswa untuk mendukung proses pembelajaran. Integrasi dengan teknologi telah membuat President University berbeda dan diperhitungkan.
Tren preferensi konsumen yang baru muncul diikuti dengan perubahan saluran pembelajaan. Tentu hal ini akan membawa peluang yang baru. Satya menyebutkan bahwa kini masyarakat lebih banyak berbelanja melalui e-commerce ataupun Whatsapp group. Kalaupun mereka harus keluar rumah, mereka akan menuju ke toko atau pasar swalayan terdekat dengan pembayaran menggunakan e-money atau e-wallet.
Hal menarik lain perlu dipahami pebisnis. “Brand loyalty akan berkurang jika Anda tidak dapat membuat produk Anda tersedia di toko terdekat. Jadi, logistik atau proses distribusi produk adalah kunci utama,” ujar Satya. Saat ini, praktik marketing omni-channel menjadi tuntutan bagi setiap perusahaan. “Omni-channel berfokus pada pelanggan agar dapat mendapatkan pengalaman dan sensasi berbelanja yang sama di berbagai saluran, tidak peduli secara online atau offline,” jelasnya.
Satya kemudian menjelaskan 4C dalam praktik omni-channel yang patut dipertimbangkan pengusaha. Yang pertama adalah connection. Konsumen dapat mengakses produk Anda di mana saja dan kapan saja. Hal ini kemudian akan membawa Anda pada C yang kedua dan ketiga yaitu Convenience dan Choice. Konsumen tidak hanya membutuhkan kenyamanan dalam memilih barang, namun juga kenyamanan pengantaran barang ke rumah, atau penjemputan barang di toko, atau toko alternatif lain saat stok barang pada toko yang dituju sedang kosong. Yang terakhir, Satya menjelaskan pentingnya Conversation, atau obrolan, baik itu antara konsumen dengan brand, maupun konsumen dengan konsumen. Melalui berbagai saluran seperti sosial media, obrolan sesama konsumen dapat menjadi tempat rekomendasi produk yang akan berujung pada membangun kepercayaan kepada produk. (SL)
