Actual

What's happening in PresUniv


Published: 28 May 2020

President University Major Association (PUMA) Communications has successfully held a webinar by inviting Alifia Anandita, an alumna of Communications President University batch 2011 to share about journalism and scholarships abroad (5/20). Alifia, who is a journalist in Metro TV, is currently studying Master of Public Administration in International Development, School of Public Policy at Tsinghua University, Beijing, China. Alifia successfully entered the best university in China that is ranked 16 in the world (QS World Ranking) with a scholarship from the Ministry of Communication and Information Technology (Kominfo) of the Republic of Indonesia.

As a journalist at the Megapol Desk (Metropolitan, Social, Politics, Law, and Human Rights), Alifia said that the role of journalists as government watchdog requires her to be meticulous and careful in conveying information to the public. 
"The smarter the journalist, the smarter the community," she said. On this occasion, she explained the requirements, the selection, and the training process to become a journalist. She also explained the consequences while working as a journalist in which she must be willing to be placed in a conflict area and be assigned to a city in an unspecified time, of course without national holidays.

In addition to sharing the world of journalism, Alifia also shared her experience in getting scholarships abroad. According to her, the most important thing in the scholarship application process is how we convince the scholarship providers that we are the best candidates to receive scholarships. This can be proven through portfolios such as work experience and a concrete explanation of our future orientation that can be beneficial not only for us, but also for the scholarship provider. For this reason, good writing skills and English language proficiency are needed to support the above process. She added that someone needs to have 2-3 years of work experience before starting his/her further study journey. In addition to identify the strengths and passions within him/herself, this work experience will also be a social saving (portfolio).

Alfia mentioned that it is important to conduct research on the scholarship provider. Letters of recommendation that are usually requested to complete the scholarship application process must come from people related to the scholarship provider. In her case, who applied for a scholarship by Kominfo, Alfia received letters of recommendation from people who had backgrounds and contributed to communication in Indonesia, including members of the government, his supervisor on Metro TV, as well as lecturers and Head of Communication Studies at President University.

Alifia advised all students, especially those who want to become journalists and apply for a master's degree scholarship program to be familiar with books. Sharing her strategy of reading a book, she explained, "Allocate 40% of your reading time for a book that will increase knowledge in the field you want to work in, 30% for reading about the techniques we want to master, 20% for creative readings, and 10% for reading on a topic that we are not interested in. This will be very useful for our self-development."

Lastly, discussing the issue of journalists' work in the midst of a pandemic, she mentioned that the ability to adapt quickly must be possessed by all students or young journalists. Of course, with new work practices due to the pandemic, adapting ability that will definitely make us survive. (AR/SL)

 


 

Communications President University Alumni Sharing: Dunia Junalistik & Beasiswa Kemkominfo

 

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi telah sukses mengadakan webinar dengan mengundang Alifia Anandita, alumni Ilmu Komunikasi President University angkatan 2011 untuk berbagi seputar dunia jurnalistik dan beasiswa ke luar negeri (20/5). Alifia, yang merupakan jurnalis Metro TV saat ini telah menjalani studi Master of Public Administration in International Development, School of Public Policy di Tsinghua University, Beijing, China. Alifia sukses masuk ke universitas nomor satu di China dan nomor 16 di dunia (QS World Ranking) ini dengan beasiswa dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.

Sebagai jurnalis di desk Megapol (Metropolitan, Social, Politics, Law and Human Rights), Alifia menyebutkan peran jurnalis sebagai pengawas pemerintah menuntutnya menjadi seseorang yang cetakan dan cermat dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. “Semakin cerdas jurnalis, semakin cerdas masyarakatnya,” ujarnya. Dalam kesempatan ini, ia menceritakan persyaratan, proses seleksi, dan pelatihan untuk menjadi seorang jurnalis. Ia juga menceritakan konsekuensinya selama bekerja sebagai jurnalis di mana ia yang harus bersedia untuk ditempatkan di daerah konflik serta ditugaskan di suatu kota dalam waktu yang tidak ditentukan, tentunya tanpa hari libur nasional.

Selain membagikan serba serbi dunia jurnalistik, Alifia juga membagikan pengalamannya dalam mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri. Menurutnya, yang terpenting dalam proses aplikasi beasiswa adalah bagaimana kita menyakinkan pihak pemberi beasiswa bahwa kita adalah kandidat yang layak untuk menerima beasiswa. Hal ini dapat dibuktikan melalui portfolio seperti pengalaman kerja dan pemaparan orientasi masa depan kita yang jelas dan konkrit di personal statement. Untuk itu, kemampuan menulis dan berbahasa Inggris yang baik sangat diperlukan untuk mendukung pembuatan personal statement yang baik. Ia menambahkan, seseorang perlu pengalaman kerja sekitar 2-3 tahun terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan studi lanjutnya. Selain untuk mengetahui kelebihan dan passion dalam diri, pengalaman kerja ini juga yang akan menjadi tabungan sosial (portofolio).

Alifia menyebutkan penting untuk melakukan research mengenai pihak pemberi beasiswa. Surat rekomendasi yang biasa diminta untuk melengkapi proses aplikasi beasiswa, sebaiknya datang dari orang-orang yang berkaitan dengan sang pemberi beasiswa. Dalam kasusnya yang mendaftar beasiswa oleh Kominfo, Alifia mendapatkan surat rekomendasi dari orang-orang yang memiliki latar belakang dan kontribusi untuk komunikasi di Indonesia, diantaranya anggota pemerintah, atasannya di Metro TV, serta dosen dan Kaprodi Ilmu Komunikasi President University.

Alifia berpesan kepada seluruh mahasiswa, terutama untuk mereka yang ingin menjadi jurnalis dan mendaftarkan diri untuk beasiswa studi lanjut untuk bersahabat dengan buku. Membagikan strategi membaca buku yang ia praktikkan,  ia menjelaskan, "Alokasikan 40% waktu membaca untuk bacaan yang menambah ilmu di bidang yang ingin kita geluti, 30% untuk bacaan tentang teknik yang ingin kita kuasai, 20% untuk bacaan bersifat unik dan kreatif, dan 10% untuk bacaan yang tidak kita minati. Hal ini akan sangat berguna untuk perkembangan diri kita."

Terakhir, membahas soal jurnalis di tengah pandemi, ia mengatakan bahwa kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat itu harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa atau jurnalis muda. Tentunya dengan praktik-praktik kerja yang baru, kemampuan beradaptasilah yang akhirnya akan membuat kita bertahan. (AR/SL)