Actual

What's happening in PresUniv


Published: 24 Oct 2019

The ideas of gender and tradition should not set a person’s path of life, women deserve to be treated equally as men, deserves the same respect, same as men deserve to feel vulnerable or expressing their emotions. With the theme of speech: “Feminism against The World, Breaking Down Patriarchal Cultures to Create Gender Equality”, Fitra Ariesta Wismaningrum, a student of International Relations Study Program of President University snatched the second winner in International Relations Championship (IRON) 2019. The championship which brought the “Youth Challenges in Contemporary World Politics” theme was held on October 4 – 6, 2019. It is an annual event held by Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

In her speech, Fitra also highlighted the issue of patriarchy and misconception about feminism where women want to overpower men. In her opinion, patriarchal culture has existed in the world for many years, yet there are some steps that can be implemented within society. Education is the power to start women’s emancipation. Education is needed to empower girls, and boys to create gender equality. Indonesian society can also establish a discussion forum or mediation forum, between the representative of the oppressed women and the representative of a community that supports patriarchal traditions.

Fitra revealed that she was very happy to win this competition. “I feel very happy that I won the competition and brought prestige to President University. I got more excited to keep learning to broaden my insight and join in other competitions,” said Fitra.

Another satisfying achievement was also obtained by the debate team who become the third winner in the same championship. The team which consisted of Reynaldo Arya (Law 2018), Rey Abraham (International Relations 2018) and Rendy Utomo (International Relations 2015) debated about poverty, economic and the environment. They were also debated whether billionaires should be erased or not. The team was successfully won third place after fighting through intense debate with several other delegations who recognized in international scale debate championship. (CA)

 


 

Prestasi Mahasiswa President University dalam Ajang International Relations Championship (IRON) 2019

Ide bahwa gender dan tradisi tidak seharusnya menentukan jalan hidup seseorang, wanita berhak untuk diperlakukan setara dengan pria, berhak mendapat respek, sama seperti pria berhak untuk merasa rentan atau mengekspresikan emosi mereka. Mengusung tema pidato “Feminisme Melawan Dunia, Menghancurkan Kultur Patrilineal untuk Menciptakan Kesetaraan Gender”, Fitra Ariesta Wismaningrum, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional President University berhasil menyabet juara kedua di International Relations Championship (IRON) 2019. Kejuaraan yang bertemakan “Tantangan Kaum Muda dalam Politik Dunia Kontemporer” yang diadakan pada tanggal 4 – 6 Oktober 2019 ini merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada pidatonya, Fitra juga menyorot isu patrilineal dan kesalahan konsep tentang feminisme di mana wanita dianggap ingin mengalahkan kaum pria. Menurutnya, kultur patrilineal sudah sejak lama ada di dunia, tapi ada beberapa cara yang dapat diimplementasikan dalam masyarakat. Pendidikan adalah kekuatan untuk memulai emansipasi wanita. Pendidikan dibutuhkan untuk memberdayakan wanita dan pria untuk menciptakan kesetaraan gender. Masyarakat Indonesia juga dapat membentuk forum diskusi atau mediasi antara representatif wanita yang tersudutkan dan representatif komunitas yang mendukung tradisi patrilineal.

Fitra mengaku bersyukur dapat memenangkan kompetisi ini. "Saya sangat bahagia dapat memenangkan kompetisi ini dan membawa kebanggaan untuk President University. Saya jadi lebih bersemangat untuk belajar lebih banyak untuk menambah wawasan dan bertanding di kompetisi-kompetisi yang lain,” ungkap Fitra.

Pencapaian membangkakan lainnya dipersembahkan oleh tim debat yang berhasil menjadi juara ketiga dalam kejuaraan yang sama. Tim yang terdiri dari Reynaldo Arya (Hukum 2018), Rey Abraham (Hubungan Internasional 2018) and Rendy Utomo (Hubungan Internasional 2015) berdebat tentang kemiskinan, ekonomi dan lingkungan. Mereka juga memperdebatkan apakah milioner perlu ditiadakan. Tim tersebut berhasil menjadi juara ketiga setelah bertarung melalui perdebatan sengit dengan delegasi lain yang telah dikenal di kejuaraan debat skala internasional. (CA)