What's happening in PresUniv
The impact of global warming become more apparent since the world is currently experiencing an increase in greenhouse gases (GHG) due to human activities especially in fossil fuel combustion from various industrial processes. In this case, the cement industry is one of the industries that produce a huge amount of GHG emissions from burning coal fuels and calcining cement raw materials. Hence, it is necessary to find a new fuel alternative to solve such an issue. This statement was pointed out by President University students Riri Asyira (Environmental Engineering 2017), Putri Annisa (Environmental Engineering 2017), and Alifah Shafina (Environmental Engineering 2017), in their scientific paper entitled “Utilization of Refuse Derived Fuel (RDF) of Municipal Solid Waste as an Alternative Fuel in Cement Industry”
According to them, specifically, in Indonesia, demand for the cement industry is very high impacted by the higher energy required which led to higher use of fossil fuel. As a solution, they proposed the idea of the utilization of the refuse-derived fuel (RDF) from municipal solid waste as an alternative fuel in the cement industry which more environmentally friendly.
“I believe it is time to exaggerate eco-industry by implementing the utilization of RDF. It has a great opportunity to reduce landfill municipal waste while at the same time it will minimize the GHG emissions” said Asyira, the team leader
Their scientific managed to get selected as one of the papers that were awarded an incentive in Student Creativity Program – Scientific Article (PKM-AI) by the Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia in 2019. This scientific article will then be published in the Directorate General of Learning and Student Affairs’ e-journal. (LO/SL)
Bahan Bakar Alternatif dari Limbah Munisipal dalam Industri Semen
Dampak pemanasan global menjadi lebih jelas karena dunia saat ini mengalami peningkatan gas rumah kaca karena aktivitas manusia terutama dalam pembakaran bahan bakar fosil dari berbagai proses industri. Dalam hal ini, industri semen adalah salah satu industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar dari pembakaran bahan bakar batubara dan bahan baku semen kalsinasi. Oleh karena itu, perlu adanya alternative bahan bakar baru untuk mengatasi masalah tersebut. Pernyataan ini diungkapkan oleh tiga mahasiswa President University Riri Asyira (Teknik Lingkungan 2017), Putri Annisa (Teknik Lingkungan 2017) dan Alifah Shafina (Teknik Lingkungan 2017), dalam artikel ilmiah mereka yang berjudul “Pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF) dari Limbah Padat Kota sebagai Bahan Bakar Alternatif di Industri Semen”
Menurut mereka, khususnya, di Indonesia, tingginya permintaan akan industri semen berdampak pada pada kebutuhan energi yang lebih tinggi yang menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil yang lebih besar. Sebagai solusi mereka mengusulkan ide pemanfaatan bahan bakar yang berasal dari sampah (RDF) dari limbah padat kota sebagai bahan bakar alternatif di industri semen yang lebih ramah lingkungan.
“Saya percaya ini saatnya untuk menuuju eko-industri dengan menerapkan pemanfaatan RDF. RDF memiliki peluang besar untuk mengurangi limbah kota, sementara pada saat yang sama juga akan meminimalkan emisi gas rumah kaca,” kata Asyira, ketua tim
Ilmiah mereka berhasil terpilih sebagai salah satu makalah yang dianugerahi insentif dalam Program Kreativitas Mahasiswa - Artikel Ilmiah (PKM-AI) oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia pada tahun 2019. Artikel ilmiah ini akan kemudian diterbitkan dalam e-journal Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (LO/SL)
