Actual

What's happening in PresUniv


Published: 23 Sep 2019

Net interest margin (NIM) of a bank becomes a key indicator on how bank performs its intermediary function and necessary for the financial system stability. NIM comes up from various internal and external determinants. This idea was written by Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D and Ni Made Maylananda Maharani Wisna in the paper entitled “The Determinants of Net Interest Margin: An Empirical Study of Indonesia Category-IV Banks for the Period of 2014 - 2017”. Both of the researchers are from Management Study Program, Faculty of Business President University.  The paper was chosen to be the best paper on International Conference of Project Management (ICPM) 2019.

Held at Aryaduta Manado on September 21 – 22, 2019, the conference brought Tourism, Economic and Applied Technology in Economy as the theme. During his presentation, Chandra Setiawan revealed that the research uses four commercial banks of Indonesia which categorized as Indonesia Category-IV banks for 2014-2017 with quarterly time horizon and chosen by using the purposive sampling based on the criteria have been set. He mentioned the researchers used net interest margin as the dependent variable.

The internal determinants used as independent variables are loan to deposit ratio (LDR), operating efficiency ratio (OER), and capital adequacy ratio (CAR). Meanwhile, the external determinants used as independent variables are interest rate volatility and inflation rate. This research study utilizes quantitative method with panel least square fixed effect model. It reveals that LDR, OER, and inflation rate have positive and significant influence towards Indonesia Category-IV banks’ NIM. On the other side, CAR shows a negative influence and interest rate volatility contributes insignificant effect.

“NIM is a significant indicator of a bank, it does not only show bank’s profit rate, but also its efficiency rate,” Chandra said. “Banks must pay attention or manage the internal variables affecting  NIM such as LDR and OER. Banks also should increase its efficiency to be able to compete. The Financial Services Authority (OJK) must continue to play a role in supervising and encouraging banks to operate more efficiently in order to reduce the NIM.” closed Chandra. (CA)


President University Memenangkan Best Paper  pada ICPM 2019

Marjin bunga bersih (NIM) sebuah bank menjadi indikator utama dalam bagaimana sebuah bank melakukan fungsi perantara dan diperlukan untuk stabilitas sistem keuangan. NIM ditentukan oleh beragam faktor penentu internal dan eksternal. Gagasan tersebut dituangkan oleh Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D and Ni Made Maylananda Maharani Wisna dalam sebuah jurnal berjudul “Faktor Penentu Marjin Bunga Bersih: Sebuah Studi Empirik pada Bank Buku 4 Indonesia untuk Periode 2014 – 2017.” Kedua peneliti berasal dari program studi Manajemen, Fakultas Bisnis President University. Jurnal tersebut berhasil menjadi jurnal terbaik pada International Conference of Project Management (ICPM) 2019.

Diadakan di Aryaduta Manado pada 21 – 22 September 2019, konferensi ini mengusung tema Pariwisata, Ekonomi dan Teknologi Terapan dalam Ekonomi. Pada presentasinya, Chandra Setiawan mengungkapnya bahwa sampel penelitian adalah 4 bank komersial Indonesia yang dikategorikan sebagai bank buku 4 untuk periode 2014 – 2017 yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan menggunakan horizon waktu triwulan. Ia juga menyebutkan bahwa peneliti menggunakan marjin bunga bersih sebagai variabel terikat.

Faktor penentu internal yang digunakan sebagai variabel bebas adalah rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR), rasio efisiensi operasi (OER) dan rasio kecukupan modal (CAR). Sementara faktor penentu eskternal yang digunakan sebagai variabel bebas adalah suku bunga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model panel least square fixed effect. Penelitian mengungkapkan bahwa LDR, OER dan suku bunga mempunya hubungan positif dan signifikan terhadap marjin bunga bersih bank buku 4 Indonesia. Sebaliknya, CAR menunjukkan hubungan negatif dan suku bunga yang berubah berkontribusi tidak signifikan.

“NIM merupakan indikator penting bagi bank karena tidak saja menunjukkan tingkat keuntungan suatu bank, tetapi juga menunjukkan tingkat efisiensi bank yang bersangkutan.” ungkap Chandra. “Bank harus memperhatikan atau mengelola dengan baik variabel internal yang mempengaruhi NIM seperti LDR dan OER.  Bank juga harus meningkatkan efisiensi agar lebih bisa bersaing. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus terus berperan mengawasi dan mendorong bank beroperasi lebih efisien agar dapat menurunkan NIM.” tutup Chandra. (CA)