Actual

What's happening in PresUniv


Published: 08 Apr 2019

Jakarta – 5 April 2019. President University in collaboration with University of Indonesia organized a discussion forum entitled “Quo Vadis Pemilu 2019?” on Friday, April 5, 2019. Held at President Lounge Menara Batavia, this discussion held on the same thought of the academics from the two universities that election 2019 must be successful.

Even though the election can be done successfully, Indonesia still faces many challenges. Professor from University of Indonesia, The President of Foundation of President University, also The Governor of National Security Institution (Lemhannas) 2011-2016 Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A explained, “Geopolitically, Indonesia lies in the geographic position with rich natural resources. Demographically, by 2030 Indonesia will be at its peak. However, the young generation will be able to reach the potential if they can maximize the knowledge. With that type of resources, Indonesia will become a productive nation, not a consumptive one. Therefore, education in nationalism is necessary.”

The keynote speakers expressed their idea in the discussion forum.

The same idea was expressed by S.D. Darmono, D.Univ. (Hon), the founder of President University. According to S.D. Darmono, D.Univ. (Hon), Indonesia has gone through many miracles, one of those miracles was when Indonesia joined G20 twenty years after going through the economic crisis. Therefore, Indonesians need to strengthen its existence by studying both in university and from the industry.

Using the election momentum which is held every five years, academicians hoped that the challenges will be solved well. Whoever wins the election, the selected president must fix the human and natural resources management, education, and industry that Indonesia has.

Other than Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A and S.D. Darmono, D.Univ. (Hon), Prof. Ari Kuncoro S.E., M.A., Ph. D, MH, Drs. Muhammad A.S. Hikam, M.A., Ph.D, Ir. Erman Suparno M.B.A, M. Si, Prof. Dr. Azyumardi Azra M.A, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rikard Bagun, and academicians from University of Indonesia dan President University also were participated in the discussion forum.

 


 

Jakarta – 5 April 2019. President University bekerjasama dengan Universitas Indonesia mengadakan forum cendekiawan bertajuk “Quo Vadis Pemilu 2019?” pada Hari Jumat, 5 April 2019. Dilaksanakan di President Executive Lounge, Menara Batavia, Jakarta, diskusi ini diadakan atas kesamaan pemikiran akademisi dari kedua universitas bahwa pemilu 2019 harus sukses.

Walaupun pemilu dapat dilaksanakan secara sukses, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Dalam kata sambutannya, Guru Besar Universitas Indonesia, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, sekaligus Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) 2011-2016 Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A menyampaikan, “Secara geopolitik, Indonesia berada di posisi silang geografis dunia dengan sumber kekayaan alam yang strategis. Dalam hal demografi, Indonesia memiliki bonus demografi pada tahun 2030. Tetapi, generasi muda Indonesia akan memiliki kekuatan mengolah semua potensi itu apabila mampu menghasilkan pemikiran dan pengetahuan. Dengan kemampuan sumber daya seperti itu, Indonesia ke depan akan menjadi bangsa yang produktif, tidak hanya menjadi bangsa yang konsumtif. Untuk itu, mutlak perlunya pendidikan kebangsaan”.

Hal serupa juga disampaikan S.D. Darmono, D.Univ. (Hon), pendiri President University. Menurutnya, Indonesia telah mengalami banyak keajaiban, salah satunya dengan masuknya Indonesia ke G20 hanya dalam 20 tahun setelah mengalami krisis ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu memperkuat eksistensinya tidak hanya dengan belajar di universitas namun dengan belajar dari industri.

Memanfaatkan momentum pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali ini, para akademisi berharap tantangan dapat diselesaikan dengan baik. Terlepas dari siapa pun yang memenangkan pemilu nanti, presiden terpilih wajib membenahi manajemen sumber daya manusia dan alam, pendidikan, serta industri yang dimiliki Indonesia.

Lebih lanjut, forum cendekiawan ini juga dihadiri oleh Prof. Ari Kuncoro S.E., M.A., Ph. D, MH, Drs. Muhammad A.S. Hikam, M.A., Ph.D, Ir. Erman Suparno M.B.A, M. Si, Prof. Dr. Azyumardi Azra M.A, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rikard Bagun, serta akademisi Universitas Indonesia dan Universitas Presiden.