Published: 24 Jul 2017

Cikarang, Indonesia — Research Institute and Community Service (LRPM) of President University held an event called “Scientific Meeting LRPM” which took place in Charles Himawan Auditorium, President University, Cikarang (12/7). Dr. Ir. B.M.A.S. Anaconda Bangkara, MT., MSM (known as Dr. Ienjo), one of the lecturers from School of Business President University, became the keynote speaker in this event with a topic "Knowledge Share, Cross-Cultural Communication, MNC, and Indigenous Psychology". 30 people including students and lecturers attended the event.

Remarks from Joni Welman Simatupang, Director of LRPM opened the event. The event aimed to be a place where the lecturers can present their research to students and other fellow lecturers as knowledge sharing to stimulate a research environment in President University.

Communication is important aspect in an organization. There are numerous Multi National Companies (MNCs) in Indonesia and they have difficulties developing substantial organizational culture due to the cultural differences, especially in accommodating ‘local-content’ dimensions. Dr. Ienjo took a Japanese heavy equipment industry in Jababeka Industrial Estate, Cikarang as the case study.

Furthermore, Ienjo explained the communication model within cross-cultural knowledge share derived from indigenous psychology in MNC. He also elaborated how people inside the MNC build relations and communicates with each other. The material he delivered is the content of a journal he wrote and has been published in international journal, SCOPUS.

“In the future, we will collaborate with Professional Development Center President University to present not only President University lecturers, but also experts from external parties as speakers that could stimulate research environment in our campus, and invite the students and lecturers from other university around the area. Students and lecturers have already a high research spirit and this event hoped to attract more students to do research and become research partner for lecturers in order to produce more scientific works”, said Joni. (SL)


Cikarang, Indonesia — Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat President University mengadakan sebuah acara berjudul “Scientific Meeting LRPM” yang bertempat di President University, Cikarang (12/7). Dr. Ir. B.M.A.S. Anaconda Bangkara, MT., MSM (lebih dikenal dengan Dr. Ienjo), salah satu dosen dari Fakultas Bisnis President University hadir sebagai pembicara dengan topic "Knowledge Share, Cross-Cultural Communication, MNC, and Indigenous Psychology". Sebanyak 30 orang termasuk mahasiswa dan dosen turut hadir dalam acara ini.

Sambutan dari Joni Welman Simatupang membuka acara tersebut. Acara ini bertujuan untuk menjadi sarana di mana para dosen dapat menyajikan hasil penelitian mereka pada mahasiswa dan dosen lain, serta untuk berbagi pengetahuan agar dapat merangsang lingkungan penelitian di President University.

Menurut Ienjo, komunikasi merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi. Terdapat banyak Perusahaan Multi Nasional di Indonesia yang mengalami hambatan dalam mengembangkan budaya organasasi yang substansial dikarenakan perbedaan budaya, khususnya dalam mengakomodasi dimensi ‘konten lokal’.  Ia mengambil industri alat berat Jepang di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang sebagai studi kasus.

Ienjo menjelaskan model komunikasi dalam berbagi pengetahuan lintas budaya yang berasal dari psikologi pribumi di MNC. Dia juga menjelaskan bagaimana orang-orang di dalam MNC membangun hubungan dan berkomunikasi satu sama lain.

"Ke depannya, kami akan bekerja sama dengan Professional Development Center President Univeristy untuk menghadirkan tidak hanya dosen President University tetapi juga dari luar kampus sebagai pembicara yang dapat merangsang lingkungan penelitian di kampus, serta mengundang mahasiswa dan dosen dari universitas lain di area sekitar. Mahasiswa dan dosen sudah memiliki semangat penelitian yang tinggi dan acara ini diharapkan bisa menarik lebih banyak siswa untuk melakukan penelitian dan menjadi mitra riset bagi dosen agar bisa menghasilkan karya ilmiah lebih banyak”, ungkap Joni. (SL)