Feature


Published: 06 Apr 2021

Did you know, that AirAsia launched its super app on October last year, providing food to hotel delivery? To add more surprising news, This airline also wants to explore online taxis and motorcycle taxis in Malaysia!

AirAsia founder and CEO Tan Sri Tony Fernandes said the service would be available after the corona pandemic was over. "We will soon launch a ride-hailing service in Malaysia," he said as quoted from e27.co, at the end of last March. Air Asia also wants to be a one-stop-shop portal to meet various needs of the community, from flights, overnight stays, shopping, to chatting in one application (id.echinasia.com).

Ride-sharing services were first provided by Gojek and Grab in Southeast Asia. Even so, Fernandes did not feel left behind. In fact, AirAsia benefits, because the market has already been established. Grab has been present in Malaysia since 2012, under the name GrabTaxi. The company then moved its head office to Singapore in 2014. Last year, this decacorn tested an online motorcycle taxi service in a neighbouring country. In Malaysia, local startup Dego Ride has also tried an online motorcycle taxi service. Other competitors are MyCar, EzCab, Dacsee, Riding Pink, and MULA (katadata.co.id). Before exploring ride-hailing, AirAsia first launched a food delivery service in Singapore. This is a pilot for food delivery services using drones or drones.

 

 

AirAsia also plans to develop other products, namely logistics that support the delivery of e-commerce goods. AirAsia will rely on the cargo company Teleport Indonesia to enter the logistics market. The airline also revealed that it plans to enter the fresh product delivery market in Singapore. With this service, users can order imported fish from Japan or South Korea directly to their home in 48 hours. AirAsia also wants to provide digital platform-based health services. AirAsia will compete with Gojek and Grab which present similar products through GoMed and GrabHealth.

Air Asia's efforts to launch various digital services are made so that it can compete with Grab to Gojek in developing superapps. However, based on TheEdgeMarkets.com report, the company experienced a net loss in the fourth quarter of 2020 reaching US $ 5 billion. (Ruhmaya Nida Wathoni. Photo: newsroom.airasia.com)

 

 

 

Ssst, Diam-diam AirAsia Ingin Masuk ke Layanan Ride Hailing!

 

Tahukah Anda bahwa AirAsia sudah meluncurkan aplikasi supernya pada Oktober tahun lalu. Apa itu? Mereka menyediakan makanan untuk diantar ke hotel? Kabar mengejutkan lainnya, maskapai ini juga ingin menjajaki layanan ojek online dan ojek di Malaysia!

Pendiri dan CEO AirAsia Tan Sri Tony Fernandes mengatakan bahwa layanan akan tersedia setelah pandemi Covid-19 berakhir. "Kami akan segera meluncurkan layanan ride-hailing di Malaysia," katanya seperti dikutip dari e27.co, akhir Maret 2021. AirAsia juga ingin menjadi one-stop-shop portal untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Mulai dari layanan penerbangan, tempat menginap, belanja, hingga chatting dalam satu aplikasi (id.echinasia.com).

Layanan berbagi tumpangan pertama kali disediakan oleh Gojek dan Grab di Asia Tenggara. Meski begitu, Fernandes tak pernah merasa ketinggalan. Padahal, pasar AirAsia sebetulnya sudah mapan.

Grab telah hadir di Malaysia sejak tahun 2012 dengan nama GrabTaxi. Perusahaan kemudian memindahkan kantor pusatnya ke Singapura pada 2014. Tahun lalu, decacorn ini menjajal layanan ojek online di negara tetangga. Di Malaysia, startup lokal Dego Ride juga pernah mencoba layanan ojek online. Pesaing lainnya adalah MyCar, EzCab, Dacsee, Riding Pink, dan MULA (katadata.co.id). Sebelum menjelajahi ride-hailing, AirAsia terlebih dahulu meluncurkan layanan pengiriman makanan di Singapura. Ini adalah percontohan untuk layanan pengiriman makanan dengan menggunakan drone.

 

 

 

AirAsia juga berencana mengembangkan produk lain, yakni logistik yang mendukung pengiriman barang e-commerce. AirAsia akan mengandalkan perusahaan kargo Teleport Indonesia untuk memasuki pasar logistik. Maskapai tersebut juga mengungkapkan rencananya untuk memasuki pasar pengiriman produk segar di Singapura. Dengan layanan ini, pengguna bisa memesan ikan impor dari Jepang atau Korea Selatan, dan langsung diantar ke pemesan dalam waktu 48 jam.

AirAsia juga ingin menyediakan layanan kesehatan berbasis platform digital. AirAsia akan bersaing dengan Gojek dan Grab yang menghadirkan produk serupa melalui GoMed dan GrabHealth.

Upaya Air Asia meluncurkan berbagai layanan digital dilakukan agar bisa bersaing dengan Grab dan Gojek dalam mengembangkan superapps. Namun, menurut laporan TheEdgeMarkets.com, perseroan mengalami rugi bersih senilai US$5 miliar pada kuartal ke-4 tahun 2020. Apakah ini akan mengganggu rencana ekspansi digital AirAsia? Kita belum  tahu. (Ruhmaya Nida Wathoni. Foto: newsroom.airasia.com)