Actual

What's happening in PresUniv


Published: 28 Apr 2021

In commemoration of World Earth Day, the Indonesian Environmental Scientists Association (IESA) and PT Unilever Indonesia Tbk. held a webinar on Plastic Waste Supporting Circular Economic Resources Towards Green Indonesia, Friday (23/4). The webinar hosted by Dr. Ir. Yunita Ismail Masjud, M.Si, Lecturer of the Environmental Engineering Study Program, President University (PresUniv), and presented four speakers, namely Ari Sugasri, SH, Head of the Sub Directorate of Specific Waste and Recycling, Ministry of Environment and Forestry, Nurdiana Darus, M.Sc., Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia, Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App. Sc., Ph.D., Head of Environmental Science Doctoral Study Program, Udayana University, and Putra Fajar Alam, S.Si., MT., CEO and founder of Smash.id.

Quoting the 2018 Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia Report from Badan Pusat Statistik, 72% of Indonesians do not care about waste management. Ari said, this indifference is the highest when compared to other activities related to the environment. He explained three approaches in waste management, namely minimal waste, services and technology, and circular economy. "The concept of a circular economy is the ideal thought, because Indonesia still really needs economic growth," he said.

In line with Ari, Prof. Mahendra said, "The main obstacle in waste management is the lack of public awareness. Meanwhile, the lowest obstacle is the lack of coordination between institutions." Waste can be managed through a waste bank. However, according to Putra, there are four problems, namely the waste bank system, lack of public awareness, government involvement, and industry involvement. Another speaker, Nurdiana, emphasized that waste, including plastic waste, is a common problem. So, collaboration is important. "Unilever continues to strengthen collaboration with similar industries in applying the circular economy concept," he said. (Gilang Suryanata, PR team. Photo: Gilang Suryanata)

 

 

 

Mengelola Sampah dengan Konsep Ekonomi Sirkular

 

Dalam rangka memperingat Hari Bumi Sedunia, Indonesian Environmental Scientists Association (IESA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. mengadakan webinar bertopik Limbah Plastik Pendukung Sumber Daya Ekonomi Sirkular Menuju Indonesia Hijau, Jumat (23/4). Webinar yang dipandu oleh Dr. Ir. Yunita Ismail Masjud, M.Si, Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan, President University (PresUniv), dan menghadirkan empat narasumber, yaitu Ari Sugasri, SH, Kepala Sub Direktorat Sampah Spesifik dan Daur Ulang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanana (KLHK), Nurdiana Darus, M.Sc., Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia, Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App. Sc., Ph.D, Kepala Prodi Doktor Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana, dan Putra Fajar Alam, S.Si., MT., CEO and founder Smash.id.

Mengutip Laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia 2018 dari Badan Pusat Statistik, 72% masyarakat Indonesia tidak peduli dengan pengelolaan sampah. Kata Ari, ketidakpedulian ini paling tinggi jika dibandingan dengan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan. Ia menjelaskan, ada tiga pendekatan dalam pengelolaan sampah, yaitu minim sampah, pelayanan dan teknologi, dan sirkular ekonomi. “Konsep ekonomi sirkular adalah pemikiran yang paling ideal, karena Indonesia masih sangat membutuhkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Senada dengan Ari, Prof. Mahendra menyampaikan, “Kendala utama dalam pengelolaan sampah adalah kurangnya kesadaran masyarakat. Sementara, kendala yang paling rendah adalah kurangnya koordinasi antarinstansi.” Sampah bisa dikelola melalui bank sampah. Hanya, menurut Putra, ada empat masalah, yakni sistem bank sampah, kurangnya kesadaran masyarakat, keterlibatan pemerintah, dan keterlibatan industri. Pembicara lainnya, Nurdiana, menekankan bahwa soal sampah, termasuk sampah plastik, adalah masalah bersama. Maka, kolaborasi menjadi penting. “Unilever terus memperkuat kolaborasi dengan industri sejenis dalam menerapkan konsep ekonomi sirkular,” katanya. (Gilang Suryanata, tim PR. Foto: Gilang Suryanata)