Actual

What's happening in PresUniv


Published: 31 Mar 2021

The Faculty of Business, President University (PresUniv), held a Business Insight Series II webinar (international edition), Monday (29/3). The webinar which was held in the context of International Women's Day raised the theme Challenges to Diversity and Inclusion during Covid-19 Pandemic and Beyond. There are two topics that specifically discussed the condition of women during the pandemic and were delivered by Ms. Pomi Moges, policy/program analyst at Women, Peace and Security, UN Women Indonesia, and Dr. Juliana Mutum, Diversity and Inclusion Specialist and Consultant, Program Migrant Women, Melbourne, Australia.

The webinar was opened with a speech from the Dean of the Business Faculty, Maria Jacinta Arquisola, MHRM., Ph.D. She said, she fully supports activities that offer cultural diversity and inclusion, because this is consistent with PresUniv's values which is promote multicultural and diversity. In the first session, which was Challenges Facing Women and Girls During the Covid-19 Pandemic and Beyond: Indonesia Cases, Pomi Moges explained that she had long struggled to fight for women's rights. Currently, she focuses on women's peace and security, especially the prevention of violence and extremism with women. According to Pomi, there are four problems faced by women during this pandemic, which are economic insecurity, unpaid homework, violence against women, and lack of access to medical services and information.

A similar problem is also faced by women in Australia, especially among migrants. This was expressed by Juliana Mutum through the theme of Cross-cultural Sharing of Experiences on Diversity and Inclusion: The Australian Migrant Women Experience. Juliana can live permanently in Australia as skilled women. She then shared information about how women, especially migrant women, who lost their jobs during the pandemic, were unable to develop careers because they were impeded with housework and experienced domestic violence. (Silvia Desi Betrice. Photo: Silvia)

 

 

 

Fakultas Bisnis Gelar Business Insight II: Perempuan dan Pandemi Covid-19

 

Fakultas Bisnis, President University (PresUniv), mengadakan webinar Business Insight Series II (edisi internasional), Senin (29/3). Webinar yang digelar dalam rangka International Women’s Day mengangkat tema Challenges to Diversity and Inclusion during Covid-19 Pandemic and Beyond. Ada dua topik yang secara khusus membahas kondisi perempuan di masa pandemi dan disampaikan oleh Ms. Pomi Moges, analis kebijakan/program di Women, Peace and Security, UN Women Indonesia, dan Dr. Juliana Mutum, Diversity and Inclusion Specialist and Consultant, Program Migrant Women, Melbourne, Australia.

Webinar dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Bisnis, Maria Jacinta Arquisola, MHRM., Ph.D. Ungkapnya, ia mendukung penuh kegiatan yang menawarkan keberagaman budaya dan inklusi, karena ini sejalan dengan value PresUniv yang mengedepankan multikultur dan keberagaman. Pada sesi pertama, yaitu Challenges Facing Women and Girls During the Covid-19 Pandemic and Beyond: Indonesia Cases, Pomi Moges memaparkan bahwa dia sudah lama berkutat memperjuangkan hak-hak perempuan. Saat ini saja ia fokus pada perdamaian dan keamanan perempuan, khususnya pencegahan kekerasan dan ekstremisme dengan perempuan. Menurut Pomi, ada empat masalah yang dihadapi perempuan di masa pandemi ini, yaitu ketidakamanan ekonomi, pekerjaan rumah yang tidak dibayar, kekerasan terhadap perempuan, dan kurangnya akses ke layanan medis dan informasi.

Masalah serupa ternyata juga dihadapi oleh perempuan di Australia, terutama kalangan migran. Hal ini diungkapan Juliana Mutum melalui tema Cross-cultural Sharing of Experiences on Diversity and Inclusion: The Australian Migrant Women Experience. Juliana bisa tinggal permanennya di Australia sebagai skilled women. Ia lalu membagikan informasi tentang bagaimana perempuan, terutama perempuan migran, yang selama masa pandemi kehilangan pekerjaan, tidak bisa mengembangkan karier karena terhalang pekerjaan rumah hingga mengalami kekerasan dalam rumah tangga. (Silvia Desi Betrice. Foto: Silvia)