Profil


Tanggal Post: 22 Sep 2021

Alifia Anindita: Lebih Baik Sakit Karena Belajar Daripada Karena Keterbatasan

Bagian 2 dari 2 tulisan

 

Di USTC, Alifia mengambil Prodi Communication Policy and Popularization, School of Humanities and Social Sciences. Purposed research-nya adalah “The Role of Indonesian Media in Driving Public Sentiment Towards the Indonesia-China Cooperation in the Belt and Road Initiative Project”. Menurutnya, ini adalah bidang yang sangat sesuai dengan perjalanan akademis dan kariernya selama ini. Ia menempuh pendidikan S1 di Prodi Komunikasi, S2 di Public Policy, kemudian S3 merupakan kombinasi antara keduanya, yang kemudian ditambahkan dengan pengalaman kerjanya menjadi wartawan, staf ahli di DPR, dan di Kominfo RI. “Ini sangat sesuai dengan minat saya. Ditambah lagi tren masyarakat digital, yang tidak lepas dari aktivitas online. Jadi ini akan sangat strategis. Itu sebabnya asaya memperdalam bidang kebijakan publik pada ranah popularization, human behavior dan algoritma social media,” ungkapnya.

 

Berusaha Berkontribusi Lebih

Demi mendapatkan beasiswa S3-nya, Alifia melalui proses seleksi yang amat panjang selama kurang lebih 6 bulan. Tahapannya adalah seleksi berkas, wawancara, pemaparan research interest, kemudian presentasi. Setelah merasa ia adalah promising candidate, universitas kemudian merekomendasikannya sebagai penerima beasiswa dari Pemerintah China.

Alifia bercerita bahwa dokumen yang perlu dikumpulkan, termasuk bahan presentasinya, sangat banyak. Mengumpulkannya sangat menyita energi. Namun, semuanya ia kerjakan secara maksimal. Dari mulai video submission sampai research yang membuktikan bahwa dia pantas dan merupakan promising student yang akan berkontribusi untuk dunia. “Selain itu, saya juga memiliki pengalaman yang cocok dan sesuai dengan bidang yang saya lamar,” tambahnya. Semua itu ia lakukan demi meraih cita-citanya, yaitu bisa bermanfaat bagi orang banyak, membanggakan keluarga, berkontribusi untuk lingkungan dan negara, serta bisa menjadi ladang pahala untuknya.

Kegiatan Alifia saat ini, selain menempuh pendidikan S3, ia juga menjadi wartawan di salah satu stasiun TV berita di Indonesia. Bukan hanya itu, bersama teman-temannya, ia sedang membangun platform edukasi bernama Edupoli. Ia juga ikut dalam proyek dan bekerja sebagai tenaga ahli di salah satu program unggulan Kominfo RI. Kegiatan lainnya adalah menjadi sukarelawan bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Kawasan Oseania.     
 

Pesan Penting Alifia

“Untuk adik-adikku mahasiswa PresUniv, terutama mahasiswa baru angkatan 2021, yang mungkin sudah mulai merencakan masa depan kalian atau bahkan bercita-cita ingin melanjutkan studi di luar negeri, cobalah perdalam risetnya. Seperti apa tantangan masa depan dan tren global 20 atau 30 tahun mendatang. Bidang apa yang relevan dan inovasi apa yang prospektif,” begitu pesan Alifia bagi adik-adik kelasnya di PresUniv.

Perubahan bergerak begitu cepat. Menurut Alifia, hanya orang-orang yang visioner dan mampu membaca peluanglah yang dapat beradaptasi dengan perubahan. Keberanian untuk sukses adalah persoalan mental dan berjuang mengatasi keterbatasan, yang sebagian justru kita ciptakan sendiri. Jadi, katanya memberi semangat, mimpilah setinggi-tingginya, berusaha sekeras kerasnya bagaimanapun sulitnya kehidupan. “Lebih baik sakit karena belajar daripada sakit karena keterbatasan,” tegasnya.

Saran Alifia, setelah menetapkan tujuan kalian, para mahasiswa perlu menerapkan pola hidup yang benar. Katanya, “Cobalah selalu membaca empat buku setiap bulan, di luar buku-buku pelajaran. Ini agar wawasan mahasiswa bertambah luas dan terbuka. Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan memiliki stamina yang cukup untuk bekerja dan belajar. Lalu, lakukan kegiatan yang bersifat sukarela, terutama yang berdampak bagi lingkungan sosial. Bangun karier dan karya agar bermanfaat untuk Indonesia.” (Silvia Desi Betrice, tim PR. Foto: Alifia)