Feature


Tanggal Post: 27 Mar 2023

Dua mahasiswa President University (Presuniv) lolos seleksi dan berhak mengikuti program Astra 1st Scholarship batch 11 (periode Agustus–Desember 2022) yang  diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk. Dua mahasiswa tersebut adalah Annisahnur Oktaviani dari Program Studi (Prodi) Sistem Informasi batch 2019 dan RD Denny Septiadi Fushshilat, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi batch 2020.

Bahkan pada akhir periode, Denny Septiadi dinobatkan sebagai Best Awardee dalam program tersebut. Itu berkat begitu aktifnya Denny selama menjalani program Astra 1st Scholarship.

 

Lolos Seleksi Program MBKM

Program Astra 1st Scholarship adalah beasiswa pengembangan diri yang diberikan oleh Astra International untuk mahasiswa tingkat sarjana (S1) di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan mendorong mahasiswa untuk memperluas pemahaman tentang dunia profesional dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi situasi bisnis yang riil.

Ada berbagai keuntungan yang diperoleh mahasiswa yang bisa bergabung dalam program tersebut. Di antaranya, mendapatkan bantuan keuangan, memperoleh kesempatan untuk memahami beragam lini bisnis Grup Astra melalui peran sebagai konsultan atau mengerjakan berbagai proyek, mendapat pendampingan dan pembinaan untuk pengembangan diri, kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan di kelas maupun di lapangan.

Baik Denny maupun Annisah bergabung dengan Astra 1st Scholarship setelah lolos seleksi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

            Annisah berkisah tentang proses yang harus ia lalui sebelum bergabung dengan program Astra 1st  Schoolarship. Ini bermula dari keinginannya untuk menambah perbendaharaan ilmu yang disukainya. Maka, Annisah pun menjelajah ke dunia maya, termasuk meng-klik laman website Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Di sana, ia menemukan satu bidang ilmu yang sangat ingin dipelajarinya.

            Keinginan itulah yang membuat Annisah memberanikan diri untuk mendaftar. Bukan perkara yang mudah, sebab periode pendaftaran hampir segera berakhir. Maka, Annisah pun bergegas. Ia mengirimkan CV dan berbagai dokumen lain yang diperlukan untuk mendaftar.

            Setelah menunggu beberapa lama, Annisah dinyatakan lulus seleksi CV dan ia mendapat undangan untuk mengikuti psikotest yang dilanjutkan dengan interview user. Annisah berbagi cerita soal ini, “Pertanyaan yang diberikan seputar pengalaman dan passion saya sesuai dengan jobdesc. Saya juga melampirkan portofolio hasil karya sebagai penunjang yang sekaligus mengkonfirmasi pengalaman saya. Interview dilakukan jam 14.00, dan pada 17.00 saya sudah mendapat kabar bahwa saya diterima.”

   

 

Annisahnur Oktaviani (kiri) dan Denny Septiadi Fushshilat.

Sumber: Dok. Pribadi.

            Annisah kemudian berbagi tips saat proses wawancara. Tuturnya, “Saat kita diberi kesempatan untuk bertanya, manfaatkanlah kesempatan tersebut untuk bertanya.” Ungkap Annisah, dari pertanyaan yang kita lontarkan, pewawancara akan bisa menilai seberapa tertarik kita untuk bekerja di perusahaan tersebut dan dengan posisi pekerjaan yang kita lamar.

            Pengalaman serupa dialami Denny. Ia juga mengirimkan CV dan berbagai dokumen lain ke program MBKM. Setelah lolos seleksi CV, Denny melanjutkan prosesnya dengan psikotest dan interview oleh user atau pengguna, sampai akhirnya dinyatakan diterima.

 

Hard Skills dan Soft Skills

            Selama menjalani program Astra 1st  Schoolarship, Denny menghadapi situasi yang sangat menantang. Ia tinggal di Cikarang, Bekasi, sementara banyak aktivitas dari program tersebut yang dilaksanakan di kantor pusat Astra International di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Jadi, nyaris setiap hari Denny harus bolak-balik Cikarang- Sudirman. Kondisi ini memaksa Denny harus bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

Situasi menantang lainnya adalah Denny harus bisa berkolaborasi dengan 42 mahasiswa yang juga mengikuti program Astra 1st  Schoarship. Usia mereka pun berbeda-beda. “Sebagian dari mereka usianya lebih tua ketimbang saya,” kata Denny. Lalu, bagaimana dia mengelola situasi tersebut? Ungkapnya, “Kuncinya adalah saya harus belajar memahami dan menerima banyak pengetahuan baru dari sesama peserta program. Lalu, jangan ragu dalam memberikan ide maupun saran. Saya juga mesti membangun antusiasme sosial baik terhadap mentor maupun peserta lainnya. Ini penting untuk membangun suasana yang sehat.”

Sementara, Annisah merasa beruntung karena sebelum mengikuti program Astra 1st  Schoolarship, dia pernah belajar menjadi Coding Instructor di salah satu lembaga pelatihan. Bahkan ia sudah mendapat sertifikasi sebagai Coding Instructor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Keterampilan tersebut sangat membantunya ketika mengikuti program Astra 1st  Schoolarship.

Selama menjalani program tersebut, Annisah mengaku banyak belajar tentang alur proses, pengolahan data, dan berbagai pengetahuan baru lainnya. Katanya, “Semua staf di Astra International sangat membantu saya. Semua saling menghargai dan menghormati. Tidak ada senioritas maupun minoritas. Saya senang bisa berkenalan dengan orang-orang hebat yang membuat saya bisa memanfaatkan masa muda untuk terus belajar.”

Banyak bertemu dengan orang-orang hebat membuat Annisah tak hanya bisa mengasah keterampilan teknis, tetapi juga softskills-nya. “Saya banyak belajar tentang tata sikap, bagaimana menghargai dan menghormati setiap orang yang saya jumpai,” katanya. Bahkan, sebagai bagian dari proses pembelajaran, Annisah berkesempatan melakukan benchmarking ke Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PAMA yang bernaung di bawah PT Pamapersama Nusantara, anak usaha Astra International yang bergerak dalam bisnis pertambangan batubara.

Begitulah sebagian pengalaman Annisah dan Denny ketika menjalani program Astra 1st  Schoolarship. Program ini tak hanya menguji kompetensi teknis atau hardskills dari keduanya, tetapi juga non teknik atau softskills. Kemampuan itulah yang membuat keduanya mampu menghadapi banyak orang dengan beragam karakter seraya terus mengasah kemampuan komunikasi interpersonal. (Chery Kumala, tim PR, Foto: Dok. Denny dan Annisah)