Feature


Tanggal Post: 22 Feb 2022

Growing Under Pressure

Mengelola Tekanan dengan 4C

Bagian ke-4 dari 4 tulisan

 

Kini, kita masuk pada bagian inti dari buku Growing Under Pressure karya Iman Permana dan Jazak Yus Afriansyah, yakni bagaimana caranya mengubah tekanan menjadi kekuatan? Rumusnya adalah berubah atau change. Iman dan Jazak memformulasikan dengan 4C. Apa saja?

Pertama, change your body movement. Saat kita menghadapi tekanan, secara tidak sadar itu muncul dalam berbagai gerakan tubuh. Misalnya, saat sedang gundah atau bersedih, kepala akan cenderung menunduk. Saat emosi sedang meningkat, mata bisa melotot, nafas menjadi tidak teratur, bahkan bisa sampai terengah-engah. Atau, saat sedang nervous, tanpa sadar kita mungkin meremas-remas jari. Dan, sebagainya.

Itulah berbagai manifestasi tubuh Lalu, bagaimana gerakan tubuh yang mampu meredam tekanan dan mengubahnya menjadi kekuatan? Ada beberapa. Misalnya, arahkan pandangan untuk ke depan dan tetap tersenyum. Cobalah tetap mencoba untuk bernafas secara teratur, cobalah untuk berjalan-jalan di taman sambil melakukan gerakan-gerakan ringan. Motivator terkemuka, Tung Desem Waringin, jika sedang tertekan memilih untuk melompat-lompat selama beberapa saat untuk membangkitkan semangatnya. Atau, jika memang sudah tiba waktunya untuk solat, lakukanlah solat. Anda juga boleh memilih untuk tidur sejenak. Intinya adalah ubah gerakan Anda.

Pernahkah Anda melihat polisi yang mengatur arus lalu lintas sambil memutar musik atau dengan gerakan menari-nari? Itu cara yang mereka lakukan untuk mengurangi tekanan akibat harus mengatus arus lalu lintas yang macet. Semua upaya untuk mengubah gerakan akan akan membantu Anda mengurangi tekanan.

Kedua, change your thinking. Masih banyak orang yang ketika menghadapi tekanan, otaknya dipenuhi dengan pikiran mengapa itu terjadi? Bagaimana itu terjadi? Kok bisa? Dan lain sebagainya. Jadi pikiran mereka masih fokus pada masalah. Itu menyebabkan kita secara fisik dan psikologis menjadi sangat lelah.

Maka, ubahlah cara pikir Anda dengan mulai fokus pada solusi. Pikirkan, apa yang harus Anda lakukan untuk memecahkan masalah atau tekanan. Dan, mulailah dengan berpikir positif (positive thinking). Jangan sibuk lagi mencari siapa yang salah.

Ketiga, change your belief. Setiap hari ada saja peristiwa yang menimpa Anda. Itu hal yang sebenarnya biasa, tetapi bisa mengubah situasi tergantung pada bagaimana Anda memaknainya. Jika Anda memaknainya secara negatif, maka peristiwa itu muncul menjadi tekanan bagi kita. Sebaliknya jika peristiwa itu Anda memaknainya secara positif, ia pun berubah menjadi kekuatan.

Keempat, change your intake. Di sini yang dimaksud intake bukan hanya makanan untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga makanan untuk pikiran. Langkah ini biasanya baru Anda tempuh setelah menuntaskan langkah pertama hingga ketiga.

Untuk makanan fisik, pilihlah jenis makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika karena pertimbangan kesehatan ada makanan yang harus dipantang, berpantanglah. Jangan mengambil risiko dengan mengonsumsi makanan yang bakal membahayakan kesehatan Anda. Misalnya, jika Anda menderita diabetes, hindarilah mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat atau makanan yang manis-manis.

Akan halnya makanan pikiran, isilah otak dan perasaan Anda dengan informasi yang bermanfaat dan hal-hal yang positif. Jangan isi dengan hoax atau informasi yang penuh kebohongan. Jangan meracuni hati dengan keinginan untuk menyakiti orang lain atau melampiaskan amarah dan kebencian.

Itulah 4C yang disarankan oleh Iman dan Jazak melalui bukunya Growing Under Pressure. Silakan mencoba. (JB Susetiyo, tim PR. Ilustrasi: verywellmind.com).