Aktual

Berita terkini di PresUniv


Tanggal Post: 09 Mei 2022

President University (PresUniv) menyelenggarakan webinar bersama Pusat Riset Penginderaan Jauh (PRPJ) dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Webinar berjudul Kolaborasi Penguatan Ekosistem Industri Satelit Indonesia dilaksanakan Rabu (27/4). Webinar menghadirkan pembicara Patrick Wong, MSc., Managing Director Comtech EF Data, dan Dr. Rahmat Arief, Dipl.-Ing., Kepala PRPJ, ORPA-BRIN. Webinar dipandu dua moderator, yakni Dr. Ir. Bambang Dewandaru, MSEE., ahli Komunikasi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia dan Hidayat Gunawan M.Eng., Ketua Kelompok Riset Stasiun Bumi Penginderaan Jauh, ORPA-BRIN.

Patrick menjelaskan mengenai peran penting satelit dalam kehidupan sehari-hari. Urainya, “Ponsel pintar yang kita miliki saat ini terhubung dengan satelit karena di dalamnya ada sistem Global Positioning System (GPS). Jika satelit tidak berfungsi, ponsel juga tidak dapat beroperasi karena ada sinkronisasi pada ponsel yang harus melalui GPS,” jelasnya. Menurut Wong, Indonesia adalah negara Asia pertama yang memiliki sistem satelit komunikasi domestik pada 1976 dengan nama Satelit Palapa. Saat itu Indonesia juga merupakan negara ketiga di dunia, setelah Kanada dan Amerika Serikat, yang membangun sistem komunikasi dengan satelit domestik. Untuk tahun 2023, Indonesia akan meluncurkan Satelit Satria yang diklaim akan menjadi satelit komunikasi terbesar di Asia.

Sementara, Rahmat menyampaikan materi penginderaan jauh. Ia menjelaskan, “Penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh info tentang objek per daerah atau fenomena, dengan alat sensor tanpa kontak langsung. Wahananya bisa melalui satelit, pesawat, atau drone.” Ia memberi contoh manfaat satelit untuk melihat area pertambangan di daerah, memantau perubahan daerah aliran sungai (DAS), atau mengidentifikasi ladang ganja dari daerah terpencil. Rahmat juga memaparkan keuntungan pemantauan dengan satelit penginderaan jauh, yaitu cakupannya luas, menghasilkan perolehan data yang konsisten, near-real time, biaya relatif murah, faktual dan aktual, serta terukur. Saat ini satelit banyak digunakan untuk komunikasi dan observasi bumi. (Silvia Desi Betrice, tim PR. Foto: Silvia)