Published: 12 Sep 2020

Apart from transportation, waste has become one of the biggest causes of pollution in Jakarta, or even Indonesia, whether it is water pollution or air pollution. Several landfills in Jakarta are even reported to be closed in the next 2 years due to their full capacity. Responding to this, three President University students namely Muhammad Haekal Nizar Bahari (Environmental Engineering 2017), Muhammad Argo Wicaksana (Management 2017), and Kevin Mulia Christian (Environmental Engineering 2017) established a business called Olahaja.

Their journey began with the establishment of Bujur.co, a movement that aims to educate people about the importance of protecting the environment through waste management, in 2019. After carrying out their mission online and offline, they developed the idea into a business called Olahaja which was guided by Setsail BizAccel, President University's business incubator.

This business plan won a 15 million Indonesian Student Management Business Activity (KBMI) grant from the Directorate of Learning and Student Affairs, Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia.

Olahaja will create Smart Waste Bin, a smart and sophisticated trash bin that will encourage its users to manage waste properly. This effort was made because they realized that the habit of managing waste in Indonesia had not yet been built. For this reason, Olahaja wants to develop smart trash bin with a touchless sensor that is equipped with Internet of Things (IoT) technology so that it can detect the amount of waste that has been disposed of, also how much waste someone discards has been recycled, as well as other information about recycling.

Not only products, but they also develop their business in an integrated waste management sector that can reach households, commercial buildings, and large factories.

One of the students, Muhammad Haekal Nizar Bahari said, "We will strive to develop this product innovatively. Combining it with technology, such as AI or robots, we hope people can be more enthusiastic and have a different experience when managing waste." They are targeting the beta version of this smart trash can be launched next year. (SL)

 


 

Bisnis Mahasiswa President University Berhasil Mendapatkan Hibah Kemendikbud 

 

Selain transportasi, sampah juga menjadi penyebab polusi terbesar di Jakarta, atau bahkan Indonesia, entah itu polusi air maupun polusi udara. Beberapa tempat pembuangan akhir di Jakarta bahkan dikabarkan akan segera ditutup 2 tahun ke depan karena kapasitasnya yang telah penuh. Menanggapi hal ini, tiga mahasiswa President University yaitu Muhammad Haekal Nizar Bahari (Teknik Lingkungan 2017), Muhammad Argo Wicaksana (Manajemen 2017), dan Kevin Mulia Christian (Teknik Lingkungan 2017) membentuk sebuah bisnis bernama Olahaja. 

Perjalanan ketiganya dimulai dengan pendirian Bujur.co, sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah, di tahun 2019. Setelah menjalankan misinya secara online dan offline, ketiganya mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah bisnis bernama Olahaja yang dibimbing oleh Setsail BizAccel, incubator bisnis President University.

Rencana bisnis ini berhasil memenangkan hibah Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI) senilai 15 juta dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Republik Indonesia. 

Olahaja akan menghadirkan Smart Waste Bin, sebuah tempat sampah pintar nan canggih yang akan memberikan semangat bagi penggunanya untuk mengelola sampah dengan baik. Upaya ini dilakukan karena ketiganya sadar bahwa kebiasaan mengelola sampah di Indonesia masih belum terbentuk. Untuk itu, Olahaja ingin mengembangkan tempat sampah pintar yang memiliki sensor touchless dan dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT) sehingga dapat mendeteksi jumlah sampah yang dibuang, berapa banyak sampah yang dibuang oleh seseorang itu telah didaur ulang, serta informasi tentang daur ulang lainnya.

Tidak hanya produk, bisnis ini juga ingin mengembangkan sektor jasa yang dapat menjangkau rumah tangga hingga pabrik-pabrik besar dalam bidang pengelolaan sampah yang terintegrasi. 

Salah satu mahasiswa, Muhammad Haekal Nizar Bahari mengatakan, “Kami akan terus berusaha mengembangkan produk ini, tentunya dengan pemanfaatan teknologi, seperti AI atau robot sehingga masyarakat dapat lebih semangat dan merasakan pengalaman yang berbeda saat memilah sampah.” Mereka menargetkan versi beta dari tempat sampah pintar ini dapat diluncurkan tahun depan. (SL)