Actual

What's happening in PresUniv


Published: 20 Feb 2017

CIKARANG, Bekasi - President University hosted the Embassy of Mongolia in their second visit to the campus on Thursday (16/2) with the theme “Mongolia-Indonesia Relations: Public Diplomacy and Closer Cooperation in Millennium”. Her Excellency Shagdar Battsetseg, Mongolia’s Ambassador Extraordinary & Plenipotentiary to the Republic of Indonesia and ASEAN and her team attended the event that was being held in Charles Himawan Auditorium, President University, Kota Jababeka, Cikarang.

Opening the visit and Mongolia Open Day in President University, Her Excellency Shagdar Battsetseg delivered a speech about the general overview of Mongolia and Indonesia partnerships. She explained about the brief history of the two countries’ bilateral relations in 60 years.

Following her remarks, Protocol Officer G. Tumurkhuu outlined the Mongolian education system in his presentation. According to him, there was no systematized education until Mongolian’s revolution in 1921. He also added that the first university in Mongolia was built in 1942 and ever since, Mongolian education system keeps developing up until now. Moving forward, Technicians O. Khulan continued the event by describing Mongolia’s environment and foods with amazing photos and videos.

Furthermore, Her Excellency Shagdar Battsetseg continued to explain the cultural differences between Mongolians and Indonesians. In her opinion, Indonesians possess soft characters meanwhile Mongolians got an ambitious character.

“Mongolians have the spirit and a way of living that was passed down from the Genghis Khan,” she said. However, though with the cultural differences, Mongolia and Indonesia have sucessfully maintain a good relationship without any conflict.

One of the good relationships amongst the two countries also takes place in President University, where one of the Mongolians, Zorigt Tugsjargal, is currently pursuing his higher education. He is the first Mongolian student who learns in President University.

 “As the first Mongolian student here in President University, I will be the bridge between Mongolia and Indonesia”, said Zorigt in his speech.

Dr. Handa S. Abidin, Vice Rector for Partnerships in President University, also added that the partnership with the Embassy of Mongolia is one of the ways to welcome more students from Mongolia to study in President University.

"With this partnership, I believe we can strengthen international environment in President University", closed Handa. (NAP,AA)


CIKARANG, Indonesia – President University menjamu Kedutaan Besar Mongolia dalam kunjungan keduanya pada Hari Kamis (16/2) dengan tema “Hubungan Mongolia-Indonesia: Diplomasi Publik dan Kerja Sama Erat di Era Millienium”. Yang Terhormat Shagdar Battsetseg, Duta Besar Mongolia dan Wakil Mutlak kepada Republik Indonesia dan ASEAN bersama dengan timnya menghadiri acara ini yang diadakan di Auditorium Charles Himawan, President University, Kota Jababeka, Cikarang.

Membuka acara kunjungan dan Open Day Negara Mongolia di President University, Shagdar Battsetseg menyampaikan pidato mengenai pandangan umum tentang hubungan kerja sama negara Mongolia dan Indonesia. Ia menjelaskan sejarah singkat dari hubungan bilateral kedua negara dalam 60 tahun terakhir.

Mengikuti pidato pembukaan dari Duta Besar Mongolia, Protokoler G. Tumurkhuu menyampaikan turut memberikan penjelasan mengenai sistem pendidikan di Mongolia dalam presentasinya. Menurut Tumurkhuu, sebelum revolusi Mongolia pada tahun 1921, belum ada pendidikan yang memiliki sistem yang jelas. Ia menambahkan bahwa universitas pertama yang dibangun di Mongolia didirikan pada 1942, di mana sejak itu, sistem pendidikan di Mongolia terus berkembang sampai saat ini. Teknisi O. Khulan melanjutkan acara dengan menjelaskan demografis Mongolia dan makanan tradisional negara tersebut.

Duta Besar Shagdar Battsetseg pun melanjutkan penjelasan mengenai perbedaan budaya antara Mongolia dan Indonesia. Menurut pendapatnya, masyarakat Indonesia memiliki karakter yang lembut sementara masyarakat Mongolia memiliki karakter yang ambisius.

“Masyarakat Mongolia memiliki semangat dan cara hidup yang diturunkan oleh Genghis Khan,” Jelasnya. Akan tetapi, walaupun adanya perbedaan budaya, Mongolia dan Indonesia mampu menjalin kerja sama yang baik tanpa adanya konflik.

Salah satu bentuk kerja sama yang baik di antara kedua negara juga terlihat di President University, di mana salah satu penduduk Mongolia, Zorigt Tugsjargal, mengenyam pendidikan tingginya. Ia merupakan mahasiswa pertama dari Mongolia yang belajar di President University.

“Sebagai mahasiswa dari Mongolia yang pertama, Saya akan menjadi jembatan antara Mongolia dan Indonesia”, ujar Zorigt dalam pidatonya.

Dr. Handa S. Abidin, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama President University, juga menambahkan bahwa kerja sama dengan Kedubes Mongolia ini merupakan salah satu cara untuk menyambut dan mendatangkan semakin banyak mahasiswa asal Mongolia untuk kuliah di President University.

“Melalui kerja sama ini, Saya percaya kita dapat memperkuat suasana internasional di President University”, tutup Handa. (NAP/AA)