Actual

What's happening in PresUniv


Published: 18 Jul 2019

Be an entrepreneur is now becoming everyone’s dream. This happens due to the assumption that business in the digital era generates a huge profit. There are a lot of young people become a businessman, but the business fails and goes bankrupt.

This fact drives a group of Accounting students from President University to hold a sociopreneur seminar entitled “How to Grow Your Business?” (13/07/19).

Abe Vikra, Manager Digital Activation & Supervisor Digital Content Planning & Development at PT. HM Sampoerna said, “When someone plans to open up a business, they need to be ready to fail.”

This sentence does not necessarily mean that people have to be happy when they fail, but be brave enough to take any risk and explore anything when the business they run fails.

On the other hand, an entrepreneur is someone who found solutions for a problem. It is stated by Felix Haridinata, a private investment manager. He explained the importance to learn various business models and innovations.

All this time, a lot of businessmen try to learn every single skill without mastering it. However, Stanley Sebastian (President and Founder of share University of Indonesia) as the last speaker mentioned that every people have to be a specialist, not a generalist. Skills mastered by someone will be an advantage that can be offered.

Further, the seminar that was held at Gelora Bung Karno, Jakarta was arranged by a group of Accounting students who owned a beverage business named Kuppy Drink. This business itself starts from the Entrepreneurship course assignments that they get at President University. After doing business for approximately 4 months, the profits they get are used to educate young people through this seminar. The top executive of Kuppy Drink, Monica hopes that through this seminar, young people's knowledge of the business world in Jakarta and its surrounding areas will increase. She hopes that more young people will know that building a business is not just about vision and mission, but how to maintain and develop it.

 


 

Menjadi pengusaha memang sudah menjadi impian banyak orang. Selain menjadi tuan atas bisnis sendiri, keuntungan yang dihasilkan dari berbisnis di era digital ini juga menggiurkan. Begitu banyak anak muda menjadi pebisnis, namun usahanya gagal dan kemudian gulung tikar.

Kenyataan inilah yang kemudian mendorong sekelompok mahasiswa Akuntansi President University untuk mengadakan seminar sosiopreneur berjudul “How to Grow Your Business?” (13/07/19).

Abe Vikra, Manajer Aktivasi Digital & Pengawas Perencanaan & Pengembangan Konten Digital di PT. HM Sampoerna mengatakan, “Ketika seseorang ingin menyiapkan rencana bisnis, mereka harus memiliki pola pikir siap untuk gagal.”

Kalimat itu tidak berarti orang harus bahagia ketika mereka gagal, tetapi cukup berani untuk mengambil risiko dan mengeksplorasi apa pun jika bisnis yang dijalankannya tidak berhasil.

Di sisi lain, wirausaha adalah seseorang yang menemukan solusi untuk suatu masalah. Hal ini dikatakan oleh Felix Haridinata, seorang manajer investasi swasta. Ia mengungkapkan pentingnya memepelajari berbagai jenis model bisnis dan inovasi yang beragam.

Selama ini, banyak pengusaha mencoba mempelajari suatu keterampilan tanpa menguasainya. Stanley Sebastian (Presiden dan Pendiri shARE Universitas Indonesia) sebagai pembicara terakhir menambahkan bahwa setiap orang harus menjadi spesialis bukan generalis. Mereka harus memiliki keterampilan yang dikuasai untuk ditawarkan.

Lebih lanjut, seminar ini diadakan di Gelora Bung Karno, Jakarta oleh kelompok mahasiswa Akuntansi yang berbisnis minuman “Kuppy Drink”. Bisnis ini sendiri berawal dari tugas mata kuliah Entrepreneurship yang mereka dapatkan di President University. Setelah berbisnis selama kurang lebih 4 bulan, keuntungan yang mereka dapatkan digunakan untuk mengedukasi anak-anak muda melalui seminar ini. Penjabat eksekutif tertinggi dari Kuppy Drink, Monica berharap melalui seminar ini, pengetahuan anak-anak muda mengenai dunia bisnis di Jakarta dan sekitarnya meningkat. Ia berharap semakin banyak anak muda mengetahui bahwa membangun bisnis bukan berbicara tentang visi dan misi saja, tetapi bagaimana mempertahankan dan mengembangkannya.