Actual

What's happening in PresUniv


Published: 15 May 2018

Cikarang, indonesia—The reconciliation effort between North and South Korea happened recently has become world’s top headline. This historical act generates public curiosity regarding the reason behind it. On Monday (15/5), President University invited An Kwang Il, the Ambassador of Democratic People’s Republic of Korea (North Korea) to Indonesia in a general lecture themed “Peace in the Korean Peninsula” which was held in Charles Himawan Auditorium President University, Cikarang. The lecture provides a platform for students to discuss the current situation between North and South Korea.

An Kwang Il stated that we need to understand the historical timeline to know about the changing situation of North Korea. He explained that this idea of peace comes since the previous leader of North Korea. “The current policy is continuity between the previous leader of DPRK who wanted to see a unified Korea,” said An Kwang Il.

North Korea is also standing firm on the denuclearization in the Korean Peninsula. “Korean Peninsula should be a land without nuclear and complete the peace process in Korean Peninsula. What we do next is to build international cooperation in the various sector including science and technology,” said An Kwang Il.

The lecture was attended by Teuku Rezasyah, Ph.D, Dean of School of Humanities President University, approximately 70 students and lecturers.

“This general lecture proved that North Korean government wants to announce its diplomatic achievement because they have fought for reaching unification with South Korea,” said Teuku Rezasyah.


Cikarang, indonesia - Upaya rekonsiliasi antara Korea Utara dan Korea Selatan yang baru-baru ini terjadi menjadi tajuk utama di dunia. Tindakan historis ini menghasilkan keingintahuan dari publik mengenai alasan di baliknya. Pada Senin (15/5), President University mengundang An Kwang Il, Duta Besar Democratic People’s Republic of Korea (North Korea) untuk Indonesia dalam kuliah umum bertema “Peace in the Korean Peninsula” yang diadakan di Auditorium Charles Himawan President University, Cikarang. Kuliah ini memberikan wadah bagi siswa untuk mendiskusikan situasi saat ini antara Korea Utara dan Korea Selatan.

An Kwang Il menyatakan bahwa kita perlu memahami garis waktu sejarah untuk mengetahui tentang perubahan situasi Korea Utara. Dia menjelaskan bahwa ide perdamaian ini muncul sejak pemimpin Korea Utara sebelumnya. "Kebijakan saat ini adalah kesinambungan antara pemimpin Korea Utara sebelumnya yang ingin melihat Korea bersatu," kata An Kwang Il.

Korea Utara juga berdiri teguh pada denuklirisasi di Semenanjung Korea. “Semenanjung Korea akan menjadi lahan tanpa nuklir dan menyelesaikan proses perdamaian di Semenanjung Korea. Apa yang kita lakukan selanjutnya adalah membangun kerja sama internasional di berbagai sektor termasuk sains dan teknologi,” kata An Kwang Il.

Kuliah ini dihadiri oleh Teuku Rezasyah, Ph.D, Dekan Fakultas Humaniora President University, sekitar 70 mahasiswa dan dosen.

“Kuliah umum ini membuktikan pemerintah Korea Utara sangat ingin mensosialisasikan pencapaian diplomatiknya saat ini karena mereka telah berjuang keras untuk mencapai suatu unifikasi dengan Korea Selatan,” ujar Teuku Rezasyah.