Actual

What's happening in PresUniv


Published: 01 Mar 2018

Cikarang, Indonesia—On Thursday (22/2), Faculty of Humanities of President University held a seminar with the theme of “The Challenging Infrastructures of Indonesia” in Charles Himawan Auditorium, President University, Jababeka Education Park, Kota Jababeka. The event was held to analyze, review, and discuss Indonesia’s policies and programs on infrastructure development and its challenges under President Joko “Jokowi” Widodo’s administration from six perspectives which are: International Relations (Political), Communication (Branding/Advertising), Law (Legal), Primary School Teacher Education/PTSE (Education/Human Resources Development), Electrical Engineering (Public Infrastructure), and Bekasi District Government (Government Projects/Policy Implementations).

The event attended by Ir. Dwi Larso, MSIE., Ph.D., Vice Rector for Academics of President University, Edi Supriadi (Representative from the Bekasi District Government), Drs. Teuku Rezasyah, MA., Ph.D., (Dean of Faculty of Humanities), Fennieka Kristianto, S.H., M.H., M.Kn., MA (Head of Law Study Program), Hendra Manurung, S.IP., MA (Head of International Relations Study Program), Joni Welman Simatupang, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D., (Head of Electrical Engineering Study Program), Grace Amialia Anfentonanda N., S.Pd., M.Pd (Head of PTSE Study Program) Sylvia Savitri, S.IP., M.Si (Lecturer of Communication Study Program) and approximately 200 students and lecturers from the four study programs of Faculty of Humanities.

The event was held to raise the awareness and to enrich the participants’ knowledge regarding Indonesia’s infrastructure development, as infrastructure has become one of President Jokowi administration’s main goals as mentioned in ‘Nawa Cita’. 

The event ran successfully as the speakers delivered their simple, yet substantive presentations from different perspectives from Head of Study Programs in accordance with their respective background of studies. 

According to Edi Supriadi, It is essential for Indonesia to improve the development in FDI (Foreign Direct Investment) sector, since it gives major contribution to Indonesia’s GDP (Gross Domestic Product).  Under President Jokowi administration, the government has been focusing on the equal distribution of FDIs to other regencies in Indonesia rather than only luring the FDIs to Jakarta.  Commercial marketing is necessary to attract FDIs to Indonesia, which can be achieved through: (1) public infrastructure development, especially in transportation access in rural areas, and (2) social development through certification and competence training of the human resources.

On the legal perspective, Indonesia’s infrastructure has developed significantly due to the Presidential Decree Number 30 Year 2015 regarding the cooperation of private and public sector on Indonesia’s infrastructure development and construction.

Education perspective emphasized on the improvement of Indonesia’s teachers’ and adults’ behavior, character, and mindset, since they have, are, and will be the ones that shape and influence the youths; referring to President Jokowi’s encouragement of ‘Mental Revolution’.

According to communication perspective, the effective and efficient method of advertisement of Jokowi administration by utilizing the internet and social media, where President Jokowi and his staffs regularly publish the development of Indonesia’s infrastructure through the president’s official social media account (i.e. YouTube, Facebook, Twitter, etc).  Moreover, complemented by President Jokowi’s impromptu visits (or known as the ‘blusukan’), the administration was able to directly observe and analyze the infrastructure needs and challenges, thus diminishing the social gap between the government and the people.

On political perspective, Indonesia’s infrastructure development has grown significantly under President Jokowi’s leadership, where the leadership style is seem to be as one of the most effective leadership styles of a president in terms of rapid infrastructure development.  President Jokowi administration has been focusing on the improvement of infrastructure development in the border areas of Indonesia, since it is essential in order to strengthen Indonesia’s security.  Moreover, Indonesia has also shown a significant, yet rapid development in the maritime sector (i.e. sea tolls, harbors, ports) due to the Global Maritime Fulcrum policy.

In the engineering sector, under President Jokowi administration, Indonesia has shown a significant development in terms of electrical power plants (especially in the rural areas), where the public sector is cooperating with the private sector.

Moreover, the participants were full with enthusiasm and therefore raised substantial questions and opinions by the end of the seminar. 


Cikarang, Indonesia—Kamis (22/2), Fakultas Humaniora Universitas Presiden menggelar seminar bertema "The Challenging Infrastructures of Indonesia" di Auditorium Charles Himawan, President University, Jababeka Education Park, Kota Jababeka. Acara ini diadakan untuk menganalisa, mengkaji ulang, dan membahas kebijakan dan program Indonesia mengenai pembangunan infrastruktur dan tantangannya di bawah pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dari enam perspektif, yaitu: Hubungan Internasional (Politik), Komunikasi (Branding/Periklanan), Hukum, Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD (Pengembangan Pendidikan/Sumber Daya Manusia), Teknik Elektro (Infrastruktur Umum), dan Pemerintah Kabupaten Bekasi (Proyek Pemerintah/Implementasi Kebijakan).

Acara ini dihadiri oleh Ir. Dwi Larso, MSIE., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik President University, Edi Supriadi (Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi), Drs. Teuku Rezasyah, MA., Ph.D., (Dekan Fakultas Humaniora), Fennieka Kristianto, SH, MH, M.Kn., MA (Kepala Program Studi Hukum), Hendra Manurung, S.IP., MA (Kepala Program Studi Hubungan Internasional), Joni Welman Simatupang, ST, M.Sc.Eng., Ph.D., (Kepala Program Studi Teknik Elektro), Grace Amialia Anfentonanda N., S.Pd., M.Pd (Kepala Program Studi PTSE) Sylvia Savitri, S.IP., M.Si (Dosen Program Studi Komunikasi) dan sekitar 200 mahasiswa dan dosen dari empat program studi di Fakultas Humaniora.

Acara tersebut diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan untuk memperkaya pengetahuan para peserta mengenai pembangunan infrastruktur di Indonesia, karena infrastruktur telah menjadi salah satu tujuan utama Pemerintahan Jokowi seperti yang disebutkan dalam 'Nawa Cita'.

Acara ini berjalan dengan sukses karena para pembicara dan para Kepala Program Studi menyampaikan presentasi sederhana namun substansial dari perspektif yang berbeda dari sesuai dengan latar belakang studi masing-masing.

Menurut Edi Supriadi, sangat penting bagi Indonesia untuk memperbaiki sektor Foreign Direct Investment/Investasi Asing (FDI), karena memberikan kontribusi besar bagi PDB Indonesia (Produk Domestik Bruto). Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah telah memfokuskan pada pemerataan FDI ke seluruh kabupaten/kota se-Indonesia daripada hanya memikat FDI ke Jakarta. Pemasaran komersial diperlukan untuk menarik FDI ke Indonesia, yang dapat dicapai melalui: (1) pembangunan infrastruktur publik, terutama dalam akses transportasi di daerah pedesaan, dan (2) pembangunan sosial melalui pelatihan sertifikasi dan kompetensi sumber daya manusia.

Dari perspektif hukum, infrastruktur Indonesia telah berkembang secara signifikan karena Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Kerjasama Sektor Swasta dan Publik mengenai Pembangunan dan Pembangunan Infrastruktur Indonesia.

Perspektif pendidikan menekankan pada peningkatan perilaku, karakter, dan pola pikir guru dan masyarakat di Indonesia, karena mereka akan menjadi orang-orang yang membentuk dan mempengaruhi kaum muda. Hal ini mengacu pada dorongan Presiden Jokowi tentang 'Revolusi Mental'.

Menurut perspektif komunikasi, metode iklan jokowi yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan internet dan media sosial, di mana Presiden Jokowi dan stafnya secara teratur menerbitkan pembangunan infrastruktur Indonesia melalui akun media sosial resmi presiden (misalnya YouTube, Facebook, Twitter, dan lain lain). Selain itu, ditambah dengan kunjungan mendadak Presiden Jokowi (atau dikenal sebagai 'blusukan'), pemerintah dapat secara langsung mengamati dan menganalisis kebutuhan dan tantangan infrastruktur, sehingga mengurangi kesenjangan sosial antara pemerintah dan masyarakat.

Pada perspektif politik, pembangunan infrastruktur Indonesia telah tumbuh secara signifikan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, di mana gaya kepemimpinan tampaknya menjadi salah satu gaya kepemimpinan presiden yang paling efektif dalam hal pembangunan infrastruktur yang pesat. Pemerintahan Presiden Jokowi telah berfokus pada perbaikan pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan di Indonesia, karena ini penting untuk memperkuat keamanan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga telah menunjukkan perkembangan yang signifikan namun pesat di sektor maritim (yaitu, pelabuhan laut, pelabuhan, pelabuhan) berkat kebijakan Global Maritime Fulcrum.

Di sektor teknik, di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam hal pembangkit tenaga listrik (terutama di daerah pedesaan), di mana sektor publik bekerja sama dengan sektor swasta.

Di sisi lain, para peserta menunjukan antusiasme yang tinggi ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan dan pendapat yang dilontarkan pada akhir seminar.